Pertama, agama yang baik. Agama menjadi pondasi utama
yang harus dimiliki seseorang dalam menjalani kehidupan. Jika agamanya baik
maka kehidupannya akan berjalan dengan baik. Santri harus memiliki hal ini
karena santri bisa menjadi apa saja, dalam artian tidak harus menjadi kiai atau
tokoh agama.
“Jika seorang santri kelak menjadi seorang pramugari maka
ketika ia diminta untuk melepakan jilbabnya maka ia akan menolak karena sudah
ada agama yang kuat yang tertanam di dalam hatinya. Ia tahu mana yang boleh
dilakukan dan mana yang tidak,” tutur Ning Ghina Rofahiyah dalam acara dalam
acara istighasah dan talkshow bersama Nawaning DKI Jakarta, di Pesantren
Asshiddiqiyah, Minggu, (03/11).
Kedua, akhlak atau etika. Santri harus memiliki akhlak
yang baik karena dengan akhlak yang baik seseorang akan menjadi baik di hadapan
Allah dan manusia. Akhlak tidak dipelajari namun ia dipraktikkan. Akhlak bukan
teori melainkan sesuatu yang sifatnya telah tertanam di dalam jiwa dan menjadi
kepribadian.
Ketiga, komunitas (ukhuwah islamiyyah). Manusia
tidak bisa hidup sendiri, ia merupakan makhluk sosial yang akan selalu
membutuhkan bantuan orang lain. Santri harus menyadari jika ia tidak bisa hidup
sendiri karenanya ia harus peka terhadap lingkungan.
Acara ini dibuka dengan pembacaan istigosah yang dipimpin
oleh Ning Maryam Qurratu Aini dan Ning Zidna Khairo Amalia diikuti oleh seluruh
santri putri. Dilanjutkan dengan sholawatan dan talkshow. Acara ini dihadiri
oleh Ning Eka Fitri Rohmawati, Ning Siti Suaebah, Ning Saidah Nafisah, Ning
Ning “Ain Ni’mah, ustadzah-ustadzah dan seluruh santri putri. (Robiah)
0 komentar :
Posting Komentar