Tiga Identitas yang Harus Dimiliki Oleh Santri


AMC - Santri merupakan pelajar Islam yang berkelana ke berbagai tempat. Tidak hanya bagi laki-laki saja, perempuan pun sama, mereka punya hak yang sama dalam belajar. Banyak perempuan yang dikenal dalam sejarah Islam karena kiprahnya yang luar biasa khususnya dalam ilmu pengetahuan. Salah satunya adalah Sayyidah Aisyah. Ia menjadi salah satu perawi hadis perempuan. Menurut Ning Ghina Rofahiyah ada tiga identitas yang harus dimiliki oleh pelajar agama (santri) di antaranya:

Pertama, agama yang baik. Agama menjadi pondasi utama yang harus dimiliki seseorang dalam menjalani kehidupan. Jika agamanya baik maka kehidupannya akan berjalan dengan baik. Santri harus memiliki hal ini karena santri bisa menjadi apa saja, dalam artian tidak harus menjadi kiai atau tokoh agama.

“Jika seorang santri kelak menjadi seorang pramugari maka ketika ia diminta untuk melepakan jilbabnya maka ia akan menolak karena sudah ada agama yang kuat yang tertanam di dalam hatinya. Ia tahu mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak,” tutur Ning Ghina Rofahiyah dalam acara dalam acara istighasah dan talkshow bersama Nawaning DKI Jakarta, di Pesantren Asshiddiqiyah, Minggu, (03/11).

Kedua, akhlak atau etika. Santri harus memiliki akhlak yang baik karena dengan akhlak yang baik seseorang akan menjadi baik di hadapan Allah dan manusia. Akhlak tidak dipelajari namun ia dipraktikkan. Akhlak bukan teori melainkan sesuatu yang sifatnya telah tertanam di dalam jiwa dan menjadi kepribadian.

Ketiga, komunitas (ukhuwah islamiyyah). Manusia tidak bisa hidup sendiri, ia merupakan makhluk sosial yang akan selalu membutuhkan bantuan orang lain. Santri harus menyadari jika ia tidak bisa hidup sendiri karenanya ia harus peka terhadap lingkungan.

Acara ini dibuka dengan pembacaan istigosah yang dipimpin oleh Ning Maryam Qurratu Aini dan Ning Zidna Khairo Amalia diikuti oleh seluruh santri putri. Dilanjutkan dengan sholawatan dan talkshow. Acara ini dihadiri oleh Ning Eka Fitri Rohmawati, Ning Siti Suaebah, Ning Saidah Nafisah, Ning Ning “Ain Ni’mah, ustadzah-ustadzah dan seluruh santri putri. (Robiah)

Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :