“Suatu ketika sahabat Abdullah bin Umar bertemu dengan
seorang Arab. Lalu ia memberikan sebuah pakaian yang sangat bagus kepadanya. Ketika
ditanya mengapa ia memberikan pakaian tersebut, ia pun menjawab jika orang arab
itu adalah sahabat dekat ayahnya, yaitu Sayyidina Umar bin Khattab. Hal ini
dilakukan Ibnu Umar sebagai baktinya kepada orang tuanya. Menyambung silaturrahmi
merupakan wujud bakti paling baik seorang anak kepada orang tuanya,” tutur Kiai
Abdullah Kafabihi saat menghadiri acara haul Abah Noer Muhammad di Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, Kamis, (31/10).
Kedua, dikumpulkan dengan orang-orang yang dicintai.
Dalam sebuah hadis Rasulullah Saw bersabda, “al-mar’u ma’a man ahabba”,
artinya seseorang kelak akan dikumpulkan dengan orang yang ia cintai.
Menghadiri haul seseorang adalah wujud rasa cinta kita kepada orang tersebut.
Menurut Kiai Kafa, hanya dengan mahabbah (rasa cinta) seseorang bisa
berkumpul dengan orang-orang saleh. Meskipun amalnya tidak sama namun
dimuliakan oleh Allah SWT.
“Haul ini diadakan agar kalian selalu ingat kepada guru-guru kalian. Guru adalah orang tua bagi kalian. Hanya dengan rasa cinta kalian dimuliakan dan bisa dikumpukan dengan orang yang kalian citai meskipun amalnya tidak sama," ungkapnya.
Kedua, mendapatkan pahala yang besar dan rahmat dari
Allah SWT. Malaikat akan berkeliling mencari ahli zikir. Ketika ia
menemukannya, maka ia akan memanggil malakat-malaikat yang lain untuk
menyaksikan ahli zikir ini. Allah SWT mengampuni dosa-dosa orang yang hadir
dalam majlis tersebut, memberikan mereka pahala dan rahmat serta mengabulkan
doa-doa yang dipinta di dalamnya. Selain itu, ketika kita senang saat memandang
wajah-wajah ulama maka Allah akan menciptakan malaikat dari pandangan itu dan
memohonkan ampu baginya hingga hari kiamat.
“Orang yang sedang
menantikan hisab tidak akan selamat kecuali dengan rahmat dari Allah SWT. Kita
tidak akan luput dari dosa dan kesalahan. Tidak hanya karena maksiat, bahkan
kebaikan yang kita lakukan pun tidak akan luput dari sesuatu yang bisa merusak
bahkan menggugurkan pahala kita seperti rasa ujub dan riya’ dan sebagainya.
Sehingga amal-amal yang kita lakukan belum tentu diterima oleh Allah SWT,
“ jelasnya.
Ketiga, memperoleh ilmu dan kebaikan. Di dalam haul tentu kita akan diperdengarkan dengan ceramah atau nasehat-nasehat dari para ulama. Waktu yang kita pergunakan pun tidak terbuang sia-sia karena kita menghadiri sesuatu yang mengandung banyak kebaikan di dalamnya. Sebab, sebaik-baiknya orang yang sibuk adalah orang yang sibuk dengan ilmu dan mengamalkannya. (Robiah)
0 komentar :
Posting Komentar