Bedah Buku Inner Child Bersama Nadzira Shafa

Inner child merupakan bagian dari diri seseorang yang tidak ikut tumbuh dewasa dan tetap menjadi anak-anak. Bagian ini bersembunyi di dalam diri seseorang, menyimpan dan menggenggam erat setiap memori, baik yang positif maupun negatif. Sayangnya, inner child yang terluka dapat membentuk karakter seseorang dan menimbulkan masalah, terutama dalam hubungan sosial ketika ia dewasa.

Dalam acara bedah buku Berdamai dengan Inner Child di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Selasa (10/09), Nadzira Shafa menjelaskan bahwa tujuan dari buku ini adalah untuk menemani dan membantu pembaca mengenal diri sendiri, khususnya bagi mereka yang memiliki luka masa kecil. Menurut Nadzira, ketika kita tidak mengenal diri kita sendiri, kita akan sulit melihat kebaikan Allah SWT dan sering kali merasa bahwa hidup ini tidak adil. Padahal, dengan mengenali diri, kita bisa melihat segala sesuatu dengan penuh rasa syukur.


"Kita harus berani menghadapi berbagai rintangan yang ada karena kita dilahirkan dengan banyak tuntutan, misalnya harus serba bisa. Padahal, kita dilahirkan untuk menjadi nyata, menjadi makhluk yang senantiasa bersyukur atas apa pun yang Allah berikan. Allah tidak menciptakan kita semata-mata untuk menjadi orang kaya, karena kekayaan materi bisa dicari. Namun, kekayaan hati itu yang mahal," ujar Nadzira Shafa dalam acara Akad Goes to Pesantren.

Nadzira juga menekankan bahwa kita tidak boleh merasa tidak mampu melakukan apa-apa hanya karena banyak hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Terkadang, kita hanya fokus pada hasil dan melupakan proses yang sedang dijalani. Hal ini dapat menimbulkan kekecewaan apabila hasil akhirnya tidak sesuai harapan. Sebaliknya, dengan menikmati proses, kita bisa lebih menghargai perjalanan yang telah ditempuh.

Turut hadir dalam acara tersebut adalah editor buku Berdamai dengan Inner Child, Wahyudi Pratama. Ia menjelaskan pentingnya berdamai dengan luka masa kecil yang dialami. Buku ini, menurutnya, juga mengajarkan tentang pentingnya saling menerima satu sama lain. 
Acara bedah buku ini dihadiri oleh seluruh santri, para ustadz, dan ustadzah. Para audiens tampak sangat antusias, terutama ketika Nadzira Shafa hadir sebagai pemateri utama. (Robiah)
Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :