AMC - Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta merayakan Harlah ke-39 dengan serangkaian kegiatan yang memadukan nilai-nilai Islam dan budaya Indonesia. Perayaan ini berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 23 hingga 25 Agustus 2024, dan melibatkan seluruh elemen pesantren, mulai dari santri hingga masyarakat umum, dengan berbagai acara yang memancarkan semangat kebersamaan dan syiar Islam.
Soft Launching dan Bedah Buku "Building Islamic Habit"
Salah satu acara penting dalam rangkaian kegiatan ini adalah Soft Launching dan Bedah Buku "Building Islamic Habit: Seni Meningkatkan Produktivitas dengan Membangun Kebiasaan Islami." Acara yang digelar pada 23 Agustus 2024 di Perpustakaan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta ini menghadirkan penulis Muyassaroh Zuhri serta editor Imam Safi’i sebagai narasumber. Dengan dipandu oleh moderator dari Rene Islam, acara ini dihadiri oleh santri dan mahasantri yang antusias.
Muyassaroh dalam pemaparannya menjelaskan alasan di balik penulisan buku ini, yang berangkat dari keprihatinannya terhadap generasi muda yang semakin jauh dari kebiasaan positif akibat pengaruh negatif teknologi, khususnya penggunaan gadget yang berlebihan. Dia mengamati bagaimana anak-anak zaman sekarang, termasuk di lingkungan pesantren, lebih fokus pada ponsel mereka daripada berinteraksi dengan keluarga selama waktu kunjungan.
Buku ini menawarkan cara untuk kembali ke kebiasaan islami yang telah dilakukan oleh para ulama terdahulu, seperti menghargai waktu, rajin membaca, menulis, dan mengkaji ilmu. Muyassaroh menekankan pentingnya konsistensi dan kesabaran dalam membangun kebiasaan yang baik, yang menurutnya tidak bisa dicapai dalam waktu singkat.
Karnaval Budaya Nusantara: Wujud Cinta pada Tanah Air dan Syiar Islam
Di hari berikutnya, 24 Agustus 2024, acara dilanjutkan dengan Karnaval Budaya Nusantara. Ribuan santri berbaris rapi di sepanjang Jalan Panjang, Kedoya Utara, Jakarta Barat, mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia. Karnaval ini mengusung tema "Syiar Islam di Nusantara" dan menjadi ajang untuk mengekspresikan rasa cinta kepada budaya lokal sekaligus memperkokoh nilai-nilai Islam.
Acara ini dihadiri oleh Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto, yang dalam sambutannya menyatakan harapannya agar karnaval ini dapat mempererat tali silaturahmi antar pesantren serta meningkatkan rasa cinta kepada Indonesia. Gus Mahrus, sapaan akrab KH. Ahmad Mahrus Iskandar, menekankan pentingnya menjaga budaya Nusantara sambil tetap mengedepankan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Karnaval ini juga menjadi ajang perlombaan bagi para santri dari berbagai cabang Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, di mana Asshiddiqiyah Serpong berhasil meraih juara pertama, diikuti oleh Asshiddiqiyah Cijeruk di posisi kedua, dan Asshiddiqiyah Cianjur di posisi ketiga.
Pentas Seni: Ekspresi Kreativitas dan Pendidikan Karakter
Selain karnaval, pada 23 Agustus malam, digelar juga Pentas Seni Santri yang diikuti oleh berbagai cabang Asshiddiqiyah. Acara ini menjadi ajang untuk menampilkan bakat dan keterampilan para santri dalam berbagai bentuk seni, mulai dari pantomim, tari tradisional, hingga paduan suara. Pentas seni ini tidak hanya menjadi media untuk mengembangkan kreativitas, tetapi juga sarana untuk melestarikan kebudayaan dan menanamkan nilai-nilai moral serta agama kepada para santri.
Dalam pentas seni tersebut, para santri menunjukkan antusiasme tinggi, meski mereka telah mengikuti rangkaian acara lainnya seperti bazar, seminar al-Qur’an, dan bedah literasi. Penampilan yang penuh semangat ini menjadi bukti bahwa santri tidak hanya unggul dalam bidang keagamaan, tetapi juga dalam seni dan budaya.
Juara pertama pentas seni tahun ini diraih oleh Asshiddiqiyah Jakarta, disusul oleh Asshiddiqiyah Cijeruk di posisi kedua, dan Asshiddiqiyah Batu Ceper di posisi ketiga.
Bazar: Dukungan UMKM dan Pengembangan Karakter Santri
Selain acara-acara di atas, kegiatan Bazar juga menjadi bagian penting dalam perayaan Harlah ke-39 ini. Bazar yang diadakan selama tiga hari berturut-turut ini bertujuan untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sekaligus mengenalkan masyarakat kepada kehidupan santri. Berbagai produk mulai dari kuliner, fashion, hingga pernak-pernik dipamerkan dalam bazar ini, yang juga diikuti oleh santri dari cabang-cabang Asshiddiqiyah dan masyarakat umum.
Khadimul Ma’had, KH. Ahmad Mahrus Iskandar, dalam pembukaan bazar mengingatkan para santri untuk selalu berbagi dan berakhlak mulia. Beliau menekankan pentingnya santri menjadi pribadi yang tidak hanya berilmu, tetapi juga berbudi pekerti dan bermanfaat bagi masyarakat serta bangsa.
Bazar ini didukung oleh beberapa sponsor, termasuk Bank DKI Syari’ah, BSI, dan Walls, yang ikut memeriahkan acara dengan berbagai program menarik, seperti pemberian es krim gratis untuk santri. Para santri dan pedagang yang terlibat pun menunjukkan semangat tinggi dalam berpartisipasi, menjadikan bazar ini sukses besar.
Dengan berbagai kegiatan yang diselenggarakan, perayaan Harlah ke-39 Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta bukan hanya menjadi momen untuk bersyukur atas perjalanan panjang pesantren, tetapi juga sebagai wujud nyata pengembangan karakter dan potensi para santri. Acara ini menunjukkan bagaimana pesantren tetap relevan dengan zaman, tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur yang menjadi fondasi utamanya.(M)
0 komentar :
Posting Komentar