Kisah Pengasuhan Rasulullah dan Relevansinya dengan Daycare serta Pondok Pesantren

AMC - Maulid Nabi adalah momen istimewa bagi umat Islam untuk mengenang kelahiran Rasulullah Muhammad SAW, sosok yang mengeluarkan umat manusia dari kegelapan menuju cahaya kebenaran. Salah satu aspek yang selalu dikenang adalah masa kecil Rasulullah, yang dihabiskan dalam asuhan Halimah As-Sa’diyyah. Peristiwa ini memberikan pelajaran berharga tentang pengasuhan anak, yang relevan dengan situasi masa kini, terutama dalam konteks daycare dan pondok pesantren.

Rasulullah SAW diasuh oleh Halimah As-Sa’diyyah, seorang wanita dari perkampungan Bani Sa’ad, sebuah daerah yang tandus dan miskin. Pengasuhan Halimah terhadap Rasulullah menjadi bukti bahwa seorang anak tidak hanya tumbuh dengan asupan gizi yang baik, tetapi juga dengan pengasuhan yang penuh kasih sayang dan kearifan. Keberkahan yang hadir dalam hidup Halimah setelah mengasuh Rasulullah menggambarkan betapa pentingnya peran seorang pengasuh dalam membentuk karakter anak. Kisah ini menarik perhatian kita untuk membandingkan dengan fenomena daycare masa kini, di mana anak-anak dititipkan sementara oleh orang tua yang bekerja.

Daycare merupakan solusi bagi banyak orang tua yang harus bekerja di luar rumah. Namun, pilihan ini kerap menimbulkan kekhawatiran tentang dampak pengasuhan di luar rumah terhadap perkembangan anak. Sama seperti Halimah yang memberikan pengasuhan penuh kasih kepada Rasulullah, kualitas pengasuhan di daycare menjadi faktor penentu baik atau buruknya dampak pada anak. Penelitian menunjukkan bahwa daycare yang berkualitas tidak hanya aman, tetapi juga mampu mendukung perkembangan kognitif, motorik, dan psikologis anak.


Namun, daycare bukanlah satu-satunya pilihan pengasuhan di luar rumah. Di Indonesia, pondok pesantren juga menjadi alternatif tempat pengasuhan dan pendidikan yang tidak jauh berbeda dalam konsep dasar pengasuhan dan pendidikan. Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam di mana anak-anak diamanahkan untuk dididik menjadi individu yang baik, taat beragama, dan memiliki akhlak yang terpuji. Di pesantren, anak-anak tinggal di asrama bersama teman-teman mereka, didampingi oleh para guru yang membekali mereka dengan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai kehidupan dan keagamaan yang luhur.

Berbeda dengan daycare yang lebih berfokus pada pengasuhan selama jam kerja orang tua, pondok pesantren memberikan pengasuhan dan pendidikan yang berlangsung selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Anak-anak dilatih untuk mandiri, berdisiplin, dan berinteraksi dengan sesama santri, yang secara alami membangun jiwa sosial mereka. Mereka belajar untuk hidup dalam komunitas yang harmonis, sambil tetap fokus pada pencapaian tujuan akademis dan spiritual mereka.

Tidak ada yang salah dengan mengirimkan anak ke pondok pesantren, sama seperti tidak ada yang salah dengan menitipkan anak di daycare yang berkualitas. Pondok pesantren menawarkan lingkungan yang tidak hanya aman tetapi juga penuh dengan pengajaran moral dan spiritual. Di sana, anak-anak dibimbing untuk menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan akhlak yang mulia. Pengalaman hidup di pondok pesantren mempersiapkan mereka untuk menghadapi kehidupan dengan bekal yang cukup, baik dalam aspek duniawi maupun ukhrawi.

Seperti halnya daycare, pondok pesantren juga harus dipilih dengan hati-hati oleh orang tua. Kualitas pengasuh, guru, dan lingkungan di pesantren sangat menentukan hasil akhir dari pendidikan yang diterima anak. Pesantren yang baik akan memberikan dampak positif yang signifikan, sama seperti daycare yang baik mampu mendukung tumbuh kembang anak dengan optimal.

Dalam kedua konteks ini, baik daycare maupun pondok pesantren, orang tua tetap memiliki tanggung jawab utama untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan pengasuhan dan pendidikan yang terbaik. Keterlibatan orang tua di luar jam daycare atau setelah anak pulang dari pesantren juga sangat penting untuk memperkuat ikatan keluarga dan memastikan bahwa nilai-nilai yang diajarkan di luar rumah sejalan dengan nilai-nilai yang diterapkan di rumah. Oleh karena itu, pemilihan daycare atau pondok pesantren yang tepat serta komitmen orang tua dalam mendampingi anak adalah kunci dalam membentuk generasi yang berkarakter kuat dan berakhlak mulia. (M)
Share on Google Plus

About Asshiddiqiyah Media Center

Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada Bulan Rabiul Awal 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga Pendidikan, Keagamaan, dan Kemasyarakatan, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah senantiasa eksis dan tetap pada komitmennya sebagai benteng perjuangan syiar Islam. Kini dalam usianya yang lebih dari seperempat abad, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 12 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatra.

0 komentar :