Sudah menjadi kali kedua Neng Nada Sikkah menghibur pada santri dan
pengunjung yang hadir di pondok pesantren Asshiddiqiyah Jakarta dengan lantunan
shalawatnya yang sangat merdu. Di mana sebelumnya Neng Nada juga menjadi tamu
undangan pada acara penutupan Majelis Dzikir, Ta’lim dan Shalawat pada tahun
lalu.
Para santri dan pengunjung yang hadir terlihat sangat antusias menikmati
lantunan shalawat yang dikumandangkan Neng Nada Sikkah di atas panggung.
Munsyidah asal Jawa Barat itu juga mengungkapkan kerinduan dan kebahagiaannya
bisa bersua kembali dengan para santri dan suasana di pondok pesantren
Asshiddiqiyah Jakarta.
“Alhamdulillah, seneng banget serius. Akhirnya ini setelah satu
tahun yang lalu kita ketemu ya, sekarang ternyata bertemu lagi. Kangen banget
lho, Nada kangen banget sama suasana pesantren ini,” ujar Neng Nada dengan
penuh kebahagiaan.
Acara penutupan Majelis Dzikir, Ta’lim dan Shalawat berjalan
seperti biasa. Di mana sebelum acara puncak yakni Shalawat bersama Nada Sikkah,
acara terlebih dahulu di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, pembacaan
Rattibul Haddad, dan pembacaan kitab Bidayatul Hidayah karya Imam Al-Ghazali
oleh khadimul ma’had Asshiddiqiyah Jakarta yakni KH. Ahmad Mahrus Iskandar.
Dalam kajian terakhir kitab Bidayatul Hidayah malam itu, Gus Mahrus
membahas mengenai akhlak dan adab yang mestinya dimiliki oleh seorang muslim,
terlebih para santri yang sedang menuntut ilmu di pesantren. Karena pada
hakikatnya ilmu erat kaitannya dengan adab seseorang. Seseorang yang beradab
pasti berilmu, dan orang berilmu belum tentu memilki adab yang baik.
Setelah kajian selesai, Gus Mahrus juga menyampaikan bahwa kegiatan
Majelis Dzikir, Ta’lim dan Shalawat sementara ditutup selama bulan Ramadhan,
dan akan dimulai kembali pada bulan syawal nanti.
“Insyaallah, pengajian ini kita tutup sementara, nanti kita
lanjut lagi insyaallah di bulan Syawal,” pungkas Khadimul Ma’had.
0 komentar :
Posting Komentar