Tentu saja, sebagai seorang
muslim yang budiman sangat rugi apabila malam tersebut berlalu begitu saja tanpa
adanya tabarrukan (menggapai berkah) dengan cara beribadah kepada Allah
Swt dengan sungguh-sungguh.
Beraneka ragam cara untuk
menggapai keberkahan di malam yang sangat mulia tersebut. Ulama telah
menuliskan dalam kitab-kitab mereka secara rinci, menjelaskan landasan dasar
manfa’at dari menghidupkan malam Nisfu Sya’ban.
Anjuran
Menghidupkan Malam Nisfu Sya’ban
Di dalam sebuah riwayat dari
baginda Nabi Muhammad Saw, beliau menjelaksan tentang anjuran menghidupkan
malam Nisfu Sya’ban dengan beribadah mendekatkan diri kepada Allah Swt. Sebab
pada malam tersebut Allah Swt turun untuk menengok hambanya sejak tenggelamnya
matahari di malam tersebut sampai tiba waktu fajar.
عن عَلِيِّ
بْنِ أَبِي طَالِبٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَقُومُوا لَيْلَهَا
وَصُومُوا نَهَارَهَا، فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى
سَمَاءِ الدُّنْيَا، فَيَقُولُ: أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِي فَأَغْفِرَ لَهُ
أَلَا مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ أَلَا مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلَا كَذَا أَلَا
كَذَا، حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ"
“Dari Ali bin Abi Thalib ra., ia
mengatakan, bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda: “Apabila tiba malam Nisfu
Sya’ban, maka bangunlah kalian (shalat) di waktu malamnya, kemudian berpuasalah
di siang harinya. Sesungguhnya, Allah Swt. turun pada malam Nisfu Sya’ban,
setelah tenggelamnya matahari ke langit dunia, sembari berkata, “Siapa saja
yang memohon ampun kepadaku, nicaya akan aku ampuni. Siapa saja yang memohon
rizki, niscaya aku akan memberikan ia rizki. Siapa saja yang meminta sesuatu,
niscaya aku akan kabulkan hajatnya.” Sampai terbit fajar.” (HR. Ibnu Majah
no. 1388)
عن معاذ بن جبل –رضي الله عنه- قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
"من أحيا الليالي الخمس وجبت له الجنة، ليلة التروية، وليلة عرفة، وليلة
النحر، وليلة النصف من شعبان"
“Dari Mu’adz bin Jabal ra., ia berkata,
bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda: “Siapa saja yang menghidupkan 5 malam,
maka wajib baginya surga: 1) malam Tarwiyah, 2) malam ‘Arafah, 3) malam Idhul
Adha, 4) malam Nisfu Sya’ban.” (Al-Asbahani, At-Targib wa At-Tarhib,
Kairo: Darul Hadits, juz 1, hal. 248)
Ragam Nama Indah Malam Nisfu Sya’ban
Dibalik keistimewaan yang dimiliki oleh malam
Nisfu Sya’ban, ternyata terdapat nama-nama spesial yang disematkan oleh para
ulama untuk menggambarkan keutamaan yang terkandung dalam malam tersebut.
1. Malam Keberkahan
Abu al-Abbas bin ‘Atha’
mengatakan bahwasanya malam Nisfu Sya’ban dinamakan juga dengan malam keberkahan.
Karena pada malam tersebut malaikat turun ke bumi untuk menebar kebaikan dan
jaraknya dengan manusia amat dekat.
Dalam riwayat lain juga
diterangkan,
عن
عائشة قالت: قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -: "يَسُحّ الله الخير في
أربع ليال سحًا ليلة الأضحى والفطر وليلة النصف من شعبان تنسخ فيها الآجال
والأرزاق ويكتب فيها الحج وفي ليلة عرفة إلى الآذان
“Dari ‘Aisyah, ia berkata, bahwasanya Rasulullah Saw.
bersabda: Allah Swt. mengucurkam kebaikan pada empat malam: Malam Idul Adha,
malam Idhul Fitri, malam Nisfu Sya’ban yang padanya ditetapkan (mencabut) ajal,
rizki dan dituliskan haji, serta malam ‘Arafah sampai adzan (terbit fajar).” (Ahmad bin ‘Ali, Zahra al-Firdaus,
Dubai: Jam’iyah Dar al-Bir, juz 7, hal. 605)
2. Malam Pembagian dan Pentakdiran
عن
راشد بن سعد قال: قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -: "فِيْ لَيْلَةِ
النصْفِ مِنْ شَعْبانَ يُوْحِيْ اللهُ إِلَىْ مَلَكِ الْمَوْتِ بِقَبْضِ كُل
نَفْسٍ يُرِيْدُ قَبْضَها فِيْ تِلْكَ السَّنَةِ"
“Dari Rasyid bin Sa’d, ia mengatakan, bahwa Rasulullah Saw.
bersabda: “Pada malam Nisfu Sya’ban, Allah Swt. mewahyukan kepada malaikat maut
untuk mencabut ajal setiap yang bernyawa yang telah ditetapkan waktunya di
tahun tersebut.” (Ad-Dainuri, Al-Majalisah wa Jawahir al-Ilm, hal. 164)
3. Malam Penghapusan Dosa
As-Syarnubali dalam kitab, Maraqi al-Falah Syarh
Nur al-Idhah menjelaskan, bahwasanya pada malam Nisfu Sya’ban adalah waktu
penghapusan dosa selama setahun (yakni, apabila dihidupkan dengan amal ibadah),
kemudian malam Jum’at adalah waktu penghapusan dosa selama seminggu dan malam
Lailatul Qadar adalah waktu penghapusan dosa seumur hidup. (As-Syarnubali, Maraqi
al-Falah Syarh Nur al-Idhah, hal. 151)
4. Malam Ijabah (do’a)
قَالَ
الشَّافِعِيُّ: " وَبَلَغَنَا أَنَّهُ كَانَ يُقَالُ: إِنَّ الدُّعَاءَ
يُسْتَجَابُ فِي خَمْسِ لَيَالٍ، فِي لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ، وَلَيْلَةِ
الْأَضْحَى، وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ، وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ، وَلَيْلَةِ
النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ"
“Asy-Syafi’i berkata, telah sampai kepada kami (riwayat),
bahwasanya dikatakan, “Sesungguhnya do’a itu mustajab pada lima malam: 1) malam
Jum’at, 2) malam Idhul Adha, 3) malam Idhul Fitri, 4) malam pertama pada bulan
Rajab, dan 5) malam Nisfu Sya’ban.” (Al-Baihaqi, Sunan al-Kubra, Beirut:
Darul Kutub ‘Ilmiyah, juz 3, hal. 445)
5. Malam Hari Raya Para Malaikat
لما
ذكره عبد الله طاهر بن محمد بن احمد الحدادى في كتابه عنوان المجالس فيما قيل: ان
الملائكة فى السماء يلتي عيد كما ان المسلمين يعني من البشر يومي عيد. فعيد
الملائكة ليلة البراءة يعنى ليلة النصف من شعبان و ليلة القدرو و عيد المؤمنين يوم
الفطر و يوم الاضحى
“Abu Abdullah, Thahir bin Muhammad bin Ahmad al-Haddad
menyebutkan dalam kitabnya, ‘Unwan al-Majalis, dikatakan, bahwasanya malaikat
di langit memiliki dua malam hari raya, sebagaimana bagi kaum muslimin memiliki
dua hari raya. Maka, rayanya para malaikat itu adalah malam al-Bara’ah (pembebasan)
yaitu, malam Nisfu Sya’ban dan malam Lailatul Qadar. Sedangkan hari raya
orang-orang yang beriman adalaha hari raya Idhul Fithri dan hari raya Idhul
Adha.
Tata Cara Menghidupkan Malam Nisfu Sya’ban
Menurut Syekh Sayyid Muhammad Alwi rahimahullah
terdapat perbedaan pandangan dari para ulama mengenai tata cara/kriteria dalam
menghidupkan malam Nisfu Sya’ban, namun ada 2 pandangan yang masyhur yaitu:
1. Bahwasanya pada malam Nisfu Sya’ban itu
disunahkan untuk menghidupkannya secara berjama’aah di masjid. Sebab Khalid bin
Ma’dan, Luqman dan ‘Amir (golongan tabi’in) mereka mengenakkan pakaian yang
bagus, memakai minyak wangi, memakai celak, mendirikan shalat dan i’tikaf di
masjid pada malam Nisfu Sya’ban.
2. Bahwasanya pada malam Nisfu Sya’ban, dimakruhkan
berkumpul di masjid untuk melaksanakan shalat dan ibadah lainnya, kecuali
dengan sendiri-sendiri. Ini pendapat Al-Auza’i
Kemudian, Syekh Muhammad Hasanain Makhluf
(Mufti Mesir) berpendapat bahwa terdapat beberapa cara untuk menghidupkan malam
nisfu sya’ban:
1. Bersholawat kepada nabi Muhammad Saw.,
sebab, dikatakan, bahwa pada malam Nisfu Sya’ban, Allah Swt menurunkan ayat
anjuran bersholawat kepada nabi muhammad Saw. (Innallaha wa malaikatahu
yushalluna ‘alannabi…)
2. Membaca Al-Qur’an, berdzikir,
beristigfar.
3. Berdo’a
4. Shalat Tasbih
Demikianlah beberapa penjelasan terkait
keutamaan malam Nisfu Sya’ban. Semoga Allah Swt memberikan kepada kita ampunan
dari segala dosa yang kita lakukan dan keberkahan hidup dunia dan akhirat,
aamiin.
Wallahua’lam biisshawab
Kontributor: Muhaimin Yasin
0 komentar :
Posting Komentar