My mother is my
guardian angel, kalimat itu mungkin sudah tidak asing lagi terdengar
di telinga kita. Ya, julukan ‘Ibu adalah malaikat pelindung’ sangatlah pantas
disematkan untuk para ibu diseluruh dunia. Perjuangan dan pengorbanan seorang
ibu untuk anak-anaknya sudah tidak diragukan lagi. Sejak masih berada di dalam
kandungan hingga kita dewasa, kasih sayang seorang ibu tidak akan pernah luntur
sedikitpun. Sehingga “kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa” itu
benar adanya.
Peran seorang ibu sebagai pelindung, perawat, bahkan
pengajar bagi anak-anaknya tak butuh balas jasa. Keikhlasan seorang ibu dalam
memberikan yang terbaik kepada putra-putrinya membawa mereka mendapatkan
kemulyaan dari Allah SWT. Sedemikian hebatnya seorang ibu, bahkan Islam
memerintahkan umatnya untuk senantiasa berbakti kepada ibu. Hal demikian telah
tercantum di dalam Al-Qur’an dan hadis Rasulullah SAW.
Kedudukan
Ibu di dalam Islam
Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ
النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ،
قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ
Artinya: “Dari Abu Hurairah RA, "Seseorang
datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, 'Wahai Rasulullah, kepada siapakah
aku harus berbakti pertama kali?' Nabi SAW menjawab, 'Ibumu!' Dan orang
tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi SAW menjawab, 'Ibumu!'
Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau menjawab,
'Ibumu.' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi SAW
menjawab, 'Kemudian ayahmu.'" (HR Bukhari dan Muslim)
Dari hadits di atas jelas bahwa hak bakti kepada ibu
tiga kali lebih besar daripada hak bakti kepada ayah. Mengapa demikian? Seperti
yang kita ketahui, bahwa seorang ibu merupakan sosok yang begitu tabah dalam
menghadapi kepayahan bahkan harus meregang nyawa demi melahirkan anak-anaknya. Tak
sampai di situ, ibu juga rela mengorbankan jiwa dan raga dengan penuh kesabaran
untuk merawat dan mengasuh anak-anaknya demi generasi masa depan yang lebih
baik. Sehingga, dari sinilah di dalam Islam kedudukan seorang ibu sangatlah
mulia.
‘Surga
itu terletak di bawah telapak kaki ibu’, hadits masyhur
tersebut bukan hanya memiliki makna yang merujuk kepada surga akhirat saja.
Namun, hadits tersebut juga merupakan lambang daripada ketaatan dan pengabdian
seorang anak kepada ibunya. Dengan berbakti kepada ibu, kita berharap agar
Allah SWT memberikan petunjuk dan pengampunan-Nya kepada kita. Dengan demikian,
di masa depan kita akan mendapatkan perlindungan dalam menjalankan semua
perintah-Nya dan diberikan kekuatan untuk menjauhi segala larangan-Nya.
Bukti pengorbanan seorang ibu terhadap hidup anak-anaknya dan perintah untuk berbakti kepada orangtua, terutama ibu juga diabadikan di dalam Al-qur’an surat Al-Ahqaf ayat 15, yakni:
وَوَصَّيْنَا
الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّه كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ
كُرْهًا ۗوَحَمْلُه وَفِصٰلُه ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّه
وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ
نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ
صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ
وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua
orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya
dengan susah payah (pula). Mengandung sampai menyapihnya itu selama tiga puluh
bulan. Sehingga, apabila telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun,
dia (anak itu) berkata, "Wahai Tuhanku, berilah petunjuk agar aku dapat
mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua
orang tuaku, dapat beramal saleh yang Engkau ridai, dan berikanlah kesalehan
kepadaku hingga kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Mu dan
sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim." (Al-Ahqaf:15)
Setiap tanggal 22 Desember,
kita memperingati Hari Ibu. Tanggal ini diresmikan oleh
Presiden Soekarno melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, bertepatan dengan ulang tahun ke-25
Kongres Perempuan Indonesia 1928. Tanggal tersebut dipilih untuk merayakan
semangat wanita Indonesia dan untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan
bernegara. Kongres Perempuan Indonesia sebagai momentum agar kita menyadari
bahwa peran perempuan (ibu) sangat penting dalam membawa kesejahteraan bangsa.
Di momentum Hari Ibu ini, kami
berharap semoga para ibu dan perempuan di seluruh Indonesia senantiasa diberikan
kesehatan dan kekuatan oleh Allah SWT. Kami ucapkan terima kasih yang tak
terhingga untukmu. Engkau adalah pilar kekuatan kami, sumber
inspirasi kami, dan cahaya di setiap kegelapan. Selamat Hari Ibu, semoga hari
ini membawa senyuman besar untukmu, sebagaimana senyumanmu selalu membawa
kebahagiaan untuk kami. (winda)
0 komentar :
Posting Komentar