Bertindak sebagai pembina upacara, KH. Ahmad Mahrus Iskandar menyampaikan
beberapa amanat penting pada upacara hari guru ini. Termasuk nasihat untuk para
santri Asshiddiqiyah Jakarta bahwasanya guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.
“Yang pertama adalah ketika kita berbicara guru. Guru adalah
seorang pahlawan. Guru adalah pahlawan yang kita kenal dengan (pahlawan) tanpa
tanda jasa,” tutur Gus Mahrus.
Menurut Gus Mahrus, murid sejati adalah mereka yang tidak pernah
melupakan jasa-jasa guru. Tidak pernah meremehkan, bahkan merendahkan gurunya.
Karena dalam hal ini, Imam Nawawi Al-Bantani pernah menyampaikan di dalam salah satu kitabnya bahwa:
وروي عن النبي صلى الله
عليه وسلم أنه قال من استخف بأستاذه ابتلاه الله تعالى بثلاثة أشياء نسي ما حفظ
وكلّ لسانه وافتقر في آخره
“Diriwayatkan dari Rasulullah Saw, beliau bersabda: Barangsiapa yang
meremehkan ustaznya, niscaya Allah turunkan cobaan pada tiga hal. Pertama, ia
akan lupa terhadap hafalannya. Kedua, terkelu lidahnya. Ketiga, pada akhirnya
ia akan membutuhkan ustaznya.”
Tiga cobaan orang yang
suul adab terhadap guru:
1.Lupa akan hafalannya
Orang yang suul adab arau bersikap tidak sopan terhadap gurunya,
maka Allah timpakan kepadanya lupa terhadap hafalan yang ia punya.
“Allah akan menimpa kepadanya dengan lupa apa yang dia hafalkan.
Apa yang dipelajarinya. Apa yang selama ini diusahakannya. Apa yang selama ini
didapatkan darinya. Akan Allah buat lupa,” kata Gus Mahrus tegas.
2. Lidahnya akan menjadi kelu/tumpul
Yang kedua, seseorang yang berani meremehkan gurunya, ia akan
dibuat kelu lidahnya ketika berbicara, terlebih berbicara dalam menyampaikan
manfaat dan kebaikan.
“Lidahnya akan menjadi susah. Lidahnya akan tidak mudah bicara dalam
jalan Allah, dalam syiar agama Allah, dalam menyampaikan manfaat/kebaikan dari
Allah,” lanjut khadimul ma’had.
3. Dia akan kembali lagi mengingat dan membutuhkan ustaznya di
kemudian hari
Dan yang terakhir adalah orang yang suka meremehkan gurunya, di
kemudian hari ia akan merasakan penyesalan yang amat mendalam. Ia akan
merasakan betapa amat butuhnya ia akan ilmu-ilmu yang pernah diajarkan oleh
gurunya. Hingga ia sadar bahwa ia butuh akan bimbingan gurunya.
Bahkan disampaikan oleh Gus Mahrus, bahwasanya beliau KH. Noer
Muhammad Iskandar, SQ selalu mengajarkan kepada para santrinya untuk selalu
menghormati guru. Untuk jangan sampai seorang santri meremehkan guru. Jangan
pernah merasa tinggi, jangan pernah merasa hebat terhadap guru kita. Walaupun
mungkin guru kita mengajarkan hanya 1 huruf kepada kita. Selama guru kita
niatnya karena Allah Swt, jangan pernah meremehkan mereka.
3 hal inilah menjadi pesan singkat dan padat KH. Ahmad Mahrus
Iskandar dalam pidatonya pada peringatan hari guru tahun ini. Dengan harapan
semoga apa yang beliau sampaikan bisa tepat kepada hati kita semua.
“Di hari guru ini jangan pernah kita melupakan bahwa guru kita
adalah pahlawan tertinggi dalam hidup kita, pahlawan tanpa tanda jasa untuk
kesuksesan dunia akhirat ini. Amiin,” pungkas Gus Mahrus.
Sekadar info, bahwa momentum hari guru ini juga diperingati sebagai
peringatan hari batik dan hari pahlawan nasional yang belum sempat dirayakan
sebelumnya. Sehingga pada peringatan hari guru ini para peserta upacara kompak mengenakan
pakaian batik sebagai bentuk cinta dan bangga terhadap produk Indonesia.
0 komentar :
Posting Komentar