Menurut laporan ketua panitia K.H Abdul Aziz Su’aidi, pembacaan salawat nariyah ini dilaksanakan serentak di seluruh Nusantara bakda Isya bahwa,
"DKI Jakarta, dalam rangkaian salawat 1 miliar ini mendapatkan mandatori 6 juta salawat, dan antara lain pada malam ini, alhamdulillah di pondok pessantren Asshiddiqiyah kita menjadi bagian dari pencapaian niat baik kita semua.” ujarnya.
Abdul Aziz juga berharap dengan
adanya pembacaan salawat nariyah ini bisa memperkuat bukan hanya jam’iyyah
Nahdlatul Ulama, bukan hanya kita yang membacanya, tapi juga diniatkan untuk
memperkuat negara Indonesia dari berbagai cobaan.
Sebagai rangkaian semarak Hari Santri
Nasional 2023, kegiatan ini akan dilajutkan besok pagi dengan apel hari santri yang
juga akan dilaksanakan di lokasi yang sama kemudian akan dilanjutkan dengan pembentangan
bendera merah putih sepanjang 780 meter sepanjang Jalan Panjang, Jakarta Barat.
Ketua pengurus wilayah Nahdlatul
Ulama DKI Jakarta, K.H. Syamsul Ma’arif dalam tausiahnya menyampaikan bahwa, santri
memiliki tugas untuk mengurusi dua hal. Yakni, urusan agama dan urusan
kebangsaan.
“Tarakal ulamau fiikum amraini,
para kiai tlah mewarskan kalian semua sebagai santri dua perkara. lan
tadillu abadan, kalian tidak pernah akan tersesat. fii hayatikum, di
dalam kehidupan kalian. in tamasaktum bihima, manakala kalian berpegang
teguh pada dua perkara tersebut. Yang pertama adalah, alumuru addiniyyah
(urusan keagamaan). Yang kedua adalah alumuru alwathoniyah, urusan
kebangsaan.” paparnya.
Sebagaimana harapan Kiai Syamsul
Arifin, kita sebagai santri sudah seharusnya bangga menjadi santrii, karena santri
adalah harapan bangs, harapan negeri. Maka urusan-urusan keagamaan harus
diwujudkan dalam bentuk jihad santri, sedangkan urusan-urusan kebangsaan harus
diwujudkan dalam bentuk jayakan negeri. Ini sejalan dengan tema Hari Santri Nasional
kali ini yakni, “Jihad Santri, Jayakan Negeri”. (May)
0 komentar :
Posting Komentar