KH.
Ahmad Mahrus Iskandar yang pada saat itu tengah menunaikan ibadah umrah bersam Ibu Nyai Hj. Nur Jazilah menyempatkan untuk
memberikan sambutannya untuk para santri dan para hadirin melalui zoom
meeting.
Dalam
sambutannya tersebut, Gus Mahrus menyampaikan bahwasannya ketika berbicara
tentang maulid Nabi Muhammad Saw. berarti yang tengah kita bicarakan adalah
tentang rasa cinta kita kepada Rasulillah Saw. Di mana Maulid Nabi ini menjadi
momentum dibuktikannya cinta kita terhadap beliau Rasulullah Saw.
Bahkan
Gus Mahrus juga menceritakan betapa antusianya penduduk kota Madinah al-Munaww
rah yang tengah beliau pijaki dalam menyambut hari lahir Baginda Rasulullah
Saw. Hampir di seluruh penjuru kota, khususnya sekitar masjid Nabawi penuh
dengan lautan manusia untuk berbondong-bondong ziarah ke maqam Rasulullah Saw.
Di mana hal ini mereka lakukan atas dasar rasa cinta yang begitu besar terhadap
Baginda Rasulullah Saw.
“Semua
yang mereka lakukan bukan untuk merayakan, bukan untuk formalitas, bukan untuk
selebrasi, untuk merayakan hal-hal yang di luar syariah Islam. Tapi,
berkumpulnya semua umat Islam itu karena bentuk rasa cinta kepada nabi Muhammad
Saw.,” tutur Gus Mahrus.
Putra
ke-3 Abah Noer itu juga menyebutkan bahwa di dalam tafsir Rozi dijelaskan dan
ditafsirkan terkait definisi cinta itu sendiri. Di mana orang-orang yang sangat
mencintai Allah Swt dengan cinta yang amat tinggi. Maka, makna cinta di sini
bukan lagi berbicara tentang harapan, pujian, dan apa yang akan didapat ketika
mencintai. Justru cinta
di sini adalah bagaimana kita menunjukkan rasa cinta kita kepada yang kita
cintai dengan mengaplikasikannya di dalam perbuatan dan ucapan lisan kita.
Melanjutakan ceritanya
Gus Mahrus bahkan menjadi saksi bahwa di
Madinah, ketika umat muslim berbondong-bondong berkunjung ke maqam Rasulullah
Saw dan berdesak-desakan dari yang tua-muda, tinggi-pendek, besar-kecil, dan dari
berbagai ras berkumpul menjadi satu, tidak ada satu pun di antara mereka yang menunjukkan
perasaan marah dan benci karena hal
tersebut, semuanya hanya fokus menunjukkan rasa cintanya kepada baginda Nabi
Muhammad Saw. Dan seperti itulah bukti sebenarnya cinta terpuji yabg
ditunjukkan umat Rasululah terhadap Nabi Muhammad Saw.
Terakhir, Gus Mahrus
sangat mengapresiasi kegiatan gema maulid ini. Di mana acara ini dilaksanakan pada
malam Jum’at yang pada hakikatnya malam Jum’at dijelaskan di dalam salah satu
hadis:
ليلة
الجمعه لسيد الأيام كتبه الملئكة بقلم الفضة وحبر من الذهب
“Malam
Jum’at adalah sayyidul ayyam. Para Malaikat menulis amal umat manusia pada
malam itu dengan pena yang terbuat dari perak dan tinta emas.”
Bahkan amal ibadah yang
dilakukan pada malam itu dilipatkan berkali-kali lipat oleh Allah Swt daripada
hari-hari lainnya.
Diharapkan di malam
Jum’at ini, terkhusus momentum maulid Nabi ini para santri senantiasa
memperbanyak membaca salawat kepada Rasulillah Saw sebagai bentuk rasa cinta
kita kepada beliau Sayyidul Mursalin Rasulullah Saw. (Winda)
0 komentar :
Posting Komentar