“Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim. Maka,
pembentangan bendera sepanjang 780 meter akan segera dilaksanakan,” ucap KH.
Ahmad Mahrus Iskandar mengawali pembentangan bendera itu.
Lebih dari 700 santri pondok pesantren Asshiddiqiyah memenuhi jalan
arteri Panjang guna ikut serta memeriahkan pembentangan bendera terpanjang Asshiddiqiyah.
Tidak jarang pula, para pengguna jalan berhenti hanya untuk menyaksikan dan
mengabadikan moment yang hanya dilaksanakan satu tahun sekali itu.
Sebagai info, Asshiddiqiyah melakukan pembentangan bendera merah putih
terpanjang sejak tahun 2017 lalu. Momentum ini rutin dilaksanakan setiap tahun
guna memeriahkan acara Hari Santri Nasional. Kegiatan it uterus berlanjut
hingga tahun ini dengan panjang bendera mencapai 780 meter.
Sebelum pembentangan dilaksanakan, para santri terlebih dahulu
mengikuti seremonial upacara peringatan Hari Santri Nasional yang dilaksanakan
di Lapangan Pengasih, Surabaya melalui zoom meeting dan apel
pembentangan bendera merah putih di halaman pondok pesantren Asshiddiqiyah
Jakarta.
Sesuai dengan tema Hari Santri Nasional kali ini “Jihad Santri
Jayakan Negeri”, Ketua Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta KH. Syamsul Ma’arif
yang bertindak sebagai inspektur apel pembentangan bendera mengungkapkan bahwa
para ulama telah mewariskan kepada para santri berupa dua pusaka yang wajib
dijaga, yaitu perkara yang berhubungan dengan keagamaan dan perkara yang
berhubungan dengan kebangsaan.
Yang pertama, perkara keagamaan yakni para santri harus mengabdikan
dirinya terhadap agama Islam. Selain itu, para santri juga harus memiliki sifat
yang haus akan ilmu-ilmu agama. Hal ini selaras dengan santri yang setiap waktu
selalu mengkaji turats dan menghabiskan waktunya untuk memperbanyak
ajaran-ajaran agama.
Sedangkan yang kedua, terkait perkara kebangsaan. Di mana para
santri harus menanam di dalam hatinya rasa cinta terhadap tanah air. Karena
dalam hal ini, adanya Hari Santri tidak bisa terlepas dari peristiwa besar,
yaitu Resolusi Jihad. Yang jika dalam konteks kekinian, para santri mempunyai tanggungjawab yang besar terhadap
bangsa yaitu menjaga nilai-nilai kebangsaan salah satunya adalah dengan cara
mencintai bangsa dan tanah air.
“Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari pernah berpesan kepada para santri,
umat Islam, dan masyarakat Indonesia pada umumnya untuk mempunyai rasa tanggungjawab
yang besar yaitu mempertahankan kemerdekaan NKRI. Di mana pada zaman dahulu,
dalam rangka mempertahamkan kemerdekaan NKRI, para santri melakukan jihad
melawan penjajah,” tutur KH. Syamsul Ma’arif.
Selain itu, Khadimul Ma’had KH. Ahmad Mahrus Iskandar sebelum
membacakan ikrar santri pada apel tersebut juga berpesan kepada para santri untuk
senantiasa bangga menjadi santri. Karena dengan adanya HSN ini sukses
menjadi bukti bahwa santri betul-betul memberikan manfaat di negara ini dan
juga memberikan sumbangsih besar terhadap jayanya kemerdekaan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
“Makannnya kenapa Hari Santri harus dirayakan. Karena hal ini sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah Swt. Di mana santri yang menjadi manfaat di negeri ini memberikan sumbangsih besar terhadap negeri yang kita cintai ini,” pungkas Khadimul Ma’had. (Wnda)
0 komentar :
Posting Komentar