AMC - Dalam Tausiahnya beliau menjelaskan banyak sekali ayat-ayat al-Qur’an yang menerangkan tentang cinta, diantaranya, Allah Swt mencintai orang-orang yang berbuat ihsan dan bertakwa. Di dalam hadis juga sama banyak hadis yang berbicara tentang cinta. Cinta kepada Allah sehingga kita menyembahnya; cinta kepada Rasul sehingga kita mengikuti sunah-sunahnya. Karenanya perlu dilakukan penelitian terhadap ayat atau hadis yang berkaitan dengan cinta agar kita bisa mengambil mamfaat.
“Cinta adalah fitrah manusia. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, faktor keindahan, kecantikan atau ketampanan. Oleh sebab itu secara fitrah manusia menyukai keindahan. Selain itu ada faktor kesempurnaan dan faktor kemanfaatan, sehingga manusia akan jatuh cinta kepada sesuatu yang memberi kemanfaatan padanya,” jelas Syekh Yusri dalam acara “Asshiddiqiyah Bershalawat,” di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, Jum’at, (8/9/23).
Pertama, faktor keindahan. Seorang penyair mengatakan setiap hati akan condong, rindu terhadap sesuatu yang indah. Keindahan adakalanya bersifat zahir (lahir), seperti bentuk fisik, suara, metode dalam berbicara atau interaksinya, adakalanya bersikap maknawi, dari segi akhlak, sifat-sifat baiknya. Indah secara maknawi lebih unggul dibanding secara hissi (pancaindra), akan tetapi jika keduanya terkumpul dalam diri manusia maka tidak akan ada satu pun yang tidak mencintainya.
Kedua, faktor kesempurnaan. Kesempurnaan artinya tidak ada yang kurang. Kekurangan itu dalam keindahan hissi (pancaindra) menurut pandangan manusia. Akan tetapi Allah SWT tetap menciptakan sesuatu dalam keindahan karena Allah itu indah dan menyukai keindahan.
Ketiga, memberi kemanfaatan kepada manusia. Sebagaimana ketika kita memberi kemanfaatan kepada manusia maka mereka akan mencintai kita, demikian juga Allah mencintainya. Sebagaimana dalam hadis disebutkan bahwasanya yang dinamakan makhluk Allah adalah orang yang ditanggung oleh Allah, karenanya sebaik-baik makhluk Allah adalah orang yang paling memberi kemanfaatan untuk orang yang ditanggung oleh Allah. Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa yang mampu memberi kemanfaatan kepada orang lain maka lakukanlah.” Agama adalah nasehat. Nasehat adalah memberi saran pada orang lain agar mereka terhindar dari kemudaratan.
“Tiga hal ini terkumpul dalam diri baginda Nabi Muhammad Saw. Sehingga Rasul adalah rahmatan lil ‘alamin (Rahmat bagi seluruh alam) dan sangat pantas untuk kita cintai,” ujar Dokter asal Mesir tersebut.
Dalam hadis Nabi Muhammad Saw menyebutkan ada tiga hal yang mana jika tiga hal tersebut ada di dalam diri maka kita akan merasakan indahnya (manisnya) keimanan. Pertama, ketika Allah dan Nabi Muhammad lebih kita cintai dari pada yang lain. Kedua, ketika kita mencintai saudara kita sebagaimana kita mencintai diri kita sendiri. Ketiga, kita benci melakukan kekafiran, kemaksiatan sebagaimana kita benci ketika kita dilemparkan ke dalam api neraka.
Melanjutkan materinya beliau menjelaskan kita harus mencintai Allah SWT sebab Allah telah melimpahkan curahan nikmat-nikmat-Nya kepada kita. Allah SWT menciptakan kita dari tidak ada ke bentuk yang sempurna dan menerima tobat ketika kita berdosa.
Kemudian beliau juga menukil sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas yang berbunyi, “Cintailah Allah oleh sebab Allah mencurahkan kenikmatannya kepadamu, cintailah aku oleh sebab mencintai Allah SWT dan cintailah keluargaku oleh sebab mencintaiku.”
“Ketika kita mencintai Allah, Rasulullah, dan ahlul bait maka kita akan mencintai seluruh umat Nabi dengan mendoakan kebaikan, memberikan nasihat, bersabar ketika mereka menyakiti kita dan juga mengajarkan orang-orang yang tidak tahu diantara mereka. Sehingga kesimpulannya cinta ini akan menimbulkan (memberikan) efek pada akhlak-akhlak yang mulia,” papar Syekh Yusri, salah satu dosen al-Azhar, Mesir.
Syekh Yusri menukil sebuah hadis yang berbunyi, “Orang yang cinta akan dikumpulkan dengan orang yang dicintainya,” memberikan pelajaran kepada kita bahwa kita harus mencintai Nabi Muhammad Saw, mencintai orang-orang saleh, mencintai wali-wali Allah. Sehingga dengan cinta (yang merupakan pekerjaan hati) bisa menutupi kekurangan amal yang bersifat fi’li (pekerjaan lahiriyah).
Harlah tahun ini sangat istimewa karena bertepatan dengan seribu hari wafatnya KH. Noer Muhammad Iskandar SQ. Acara ini dibuka dengan pembacaan ayat suci al-Qur’an, tahlil, penampilan sholawat dari group hadrah Syubbanul Muslimin yang mengguncang suasana panggung. Selain Syekh Yusri, Gus Rifqil Muslim Suyuthi juga ikut memberi mauidzah hasanah.
Acara tersebut diikuti oleh seluruh santri Asshiddiqiyah pusat dan cabang, serta beberapa tamu undangan. Turut hadir juga dalam acara tersebut Habib Ali Zaenal Abidin, Habib Abdurrahman bin Syekh al-Jufri, KH Hafidzul Hakim Noer, Ahmad Zam-Zam Zainal Muttaqin, Lora Ismael al-Kholilie, Gus Imam Kafa, Gus Ahmad Kafabihi Mahrus, Gus Muhammad Idris Aqiel, Gus Afif Iskandar, Gus Yusuf Al-Lampungi, Husein Basyaiban dan Gus Azmi Iskandar. (Robiah)
0 komentar :
Posting Komentar