AMC - Memaknai kemerdekaan dengan merangkul perbedaan, KH. Ahmad Mahrus Iskandar, B, Sc, menyampaikan kisahnya saat masih bersekolah dulu pada upacara Dirgahayu Republik Indonesia ke- 78. Beliau berkisah bagaimana perjuangan beliau merangkul kawan dari berbagai latar belakang untuk bergotong-royong memperbaiki kelas yang ditempati. Beliau berpesan pada pembukaan amanat upacara bahwa kita hendaknya pandai merangkul teman demi terciptanya kekompakan.
"Dari sini kita sebenarnya bisa mengambil hikmah, bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika Allah menghendaki. Semua orang di muka bumi ini memiliki sisi positif, memiliki kelebihan." ujar beliau penuh semangat.
Amanat Khodimul Ma'had pada upacara Kamis pagi (17/8) yang dilaksanakan di Lapangan Asshiddiqiyah sangat sarat akan makna. Beliau juga menyampaikan pesan abah Nur bahwa saat kita menolong dalam kebaikan, kita hendaknya tidak memandang latar belakang orang tersebut.
"Ketika kita mengajak akan kebaikan, ketika kita menolong akan kebaikan. Tidaklah kita memandang siapa dia, darimana dia dan berasal dari suku dan bangsa apa." sampai beliau.
Beliau juga mengamanatkan kepada para santri untuk tidak risau ketika melakukan kebaikan, tidak risau akan siapa kita atau darimana kita berasal. Karena, bagi beliau yang terpenting adalah tujuan dari kebaikan tersebut.
"Sebagaimana yang saat ini menjadi tujuan dari bangsa Indonesia kita yang ke- 78. Terus melaju untuk Indonesia maju. Maka, para santri Asshiddiqiyah bukan lagi berbicara tentang siapa, dan kenapa. Tapi yang terpenting adalah bagaimana membawa tujuan yang mulia." imbuh beliau.
Menjelang akhir amanat beliau juga berpesan kepada para santri untuk selalu optimis dan berusaha. Memberikan semangat kepada mereka ketika gagal jadikan hal tersebut sebagai motivasi.
"Jangan pernah berkecil hati, jangan pernah merasa lemah, jangan pernah merasa ini adalah akhir dari segala-galanya." tutup beliau. (M)
0 komentar :
Posting Komentar