Dalam
acara tersebut salah satu wali santri ikut serta memberikan sambutan. Dalam
sambutannya, ia mengucapkan terima kasih banyak kepada segenap pihak yang ada
di Pesantren, mulai dari para ustadz, ustadzah, dan terkhusus kepada Khadimul
Ma’had, KH Ahmad Mahrus Iskandar, dan Bu Nyai HJ. Nur Djazilah atas segala
bimbingan kepada para santri.
“Kami
berterima kasih banyak kepada segenap pimpinan, ustadz, dan ustadzah. Karena
jasa mereka, anak-anak kami bisa menjadi anak yang mandiri; mendapatkan banyak
ilmu pengetahuan, baik ilmu agama maupun umum; mengajarkan mereka agar menjadi
insan yang berakhlakul karimah. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan
menjadikannya sebagai amal jariyah,” ungkap ibu Husniati dalam acara “Haflah
Al-Ikhtitam” yang berlangsung pada Sabtu, (03/06/23).
Selanjutnya,
beliau juga menyampaikan rasa terima kasih untuk para santri yang telah
menyelesaikan pembelajaran dengan tekun, melaksanakan segala peraturan dengan
baik. Meskipun jenuh, berkat ketekunan akhirnya mereka bisa menyelesaikannya
dengan baik. “Ingat nak, (hari ini) bukanlah akhir, akan tetapi permulaan
menuju masa depan. Belajarlah dengan tekun, dan jadilah santri di mana pun
kalian berada," imbuhnya.
Selain
wali santri, salah seorang santri sebagai perwakilan dari para wisudawan ikut
serta mengucapkan terima kasih pada segenap keluarga besar Pesantren. “Terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya pada segenap para guru atas segala ilmu
pengetahuan yang sudah diberikan. Pesantren mengajarkan agar menjadi santri
hebat, yang menembus batas untuk memperbaiki realita, tidak hanya berkarya, tapi
membentuk santri yang berakhlak mulia, yang berguna untuk agama dan bangsa," ungkap M. Khozaenil Asror.
Acara
dilanjutkan dengan penampilan puisi, pemberian penghargaan kepada santri teladan dan
penayangan video dokumenter kelas XII, serta pemberian kenang-kenangan.
"Wahai
para santriku berjalanlah kalian dalam mencari rida Allah SWT; ikutilah Nabi
sebagai rujukan setiap umat, serta doakan guru-gurumu. Hilangkalah kebodohan
yang mewabah dan dawamkan (terus-menerus) wirid untuk usir hawa amarah. Inilah
pesanku bekalmu sampai hari kiamat, ridaku akan selalu menemanimu selama zaman
tak berubah, senyummu di masa mendatang akan menjadi berkah dan jadikanlah
usahamu saat ini kuat dalam menghadapi masalah,” pesan Gus Mahrus Iskandar kepada para santri.
Dalam
kesempatan itu juga, Gus Mahrus berharap agar para orang tua senantiasa
mendoakan para santri, karena perjuangan mereka akan di mulai setelah keluar
dari Pesantren. Serta, agar para santri juga selalu mendoakan kedua orang tua,
para guru dan masyayikh.
“Selamat
berjuang para santri, selamat meneruskan perjuangan Abah Noer dan membanggakan
Pesantren Asshiddiqiyah. Kami tunggu senyum kebahagiaan yang akan menjadi
berkah dan senyum kesuksesan yang akan menjadi keberkahan dan maslahah di masa
mendatang,” pungkas Kiai alumnus Yaman itu.
Acara
ditutup dengan pembacaan prosesi wisuda, sesi foto bersama dan dilanjut dengan
soan ke kediaman Kyai. (Robiah)
0 komentar :
Posting Komentar