AMC - Pra Pelantikan Pengurus Pimpinan Pusat, pada (30/1) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama mengadakan kegiatan Santri Putri Talk bertemakan "Ciptakan Ruang Aman Belajar bagi Santri Putri" di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Jakarta.
Dengan maraknya isu-isu terkait pelajar, sebagaimana yang dipaparkan oleh Kemendikbud bahwa ada 3 permasalahan yang dihadapi pelajar, diantaranya bullying, intoleransi dan kekerasan berbasis gender dan juga seksual.
Wahyu Mawaddatul Habibah mengatakan "Tiga isu tersebut sangat marak terjadi bahkan di pondok pesantren".
Berdasarkan dari data Komnas Perempuan, bahwa kekerasan seksual yang terjadi di pondok pesantren itu sangat tinggi dan berada di jajaran kedua setelah perguruan tinggi.
"Ini perlu dikaji ulang. Kami berharap dengan adanya kegiatan ini, mampu menjembatani untuk lebih tahu mengenai isu tersebut, tahu cara bersikap dan bertindak terutama di lingkungan pondok pesantren," ungkap Sekretaris Umum IPPNU itu.
Dalam sebuah hadist diriwayatkan bahwa perempuan itu merupakan tiangnya suatu negara. Jika mereka tidak baik na'udzubillah negaranya tidak baik. Jika perempuannya baik, maka InshaAllah negara tersebut akan baik di mata Allah SWT.
"Saya berharap para santri putri Asshiddiqiyah mampu menjaga kehormatan serta kemuliaan sebagai muslimah. Dengan menjaga kehormatan diri, maka bernilai dengan menjaga kehormatan suatu negara, dengan menjaga kehormatan suatu negara maka sama saja dengan menjaga agama kalian," ucap KH. Ahmad Mahrus Iskandar
Beliau juga berharap kepada para santri putri, agar bisa mengembangkan perannya sebagai muslimah. Semangat dan tidak minder, karena semua santri putri bisa mendapatkan kesempatan untuk belajar.
Pada kegiatan pembukaan kegiatan tersebut, turut hadir pula Kepala Subdirektorat Pendidikan Alquran pada Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam H. Mahrus. (Meey)
0 komentar :
Posting Komentar