AMC -Ribuan santri dari 12 cabang Pesantren Asshiddiqiyah tampak padat merayap di sepanjang Jalan Panjang No. 6C Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Momen ini semakin meriah ketika para santri tampil mengenakan outfit (pakaian) mewakili sejumlah negara yang tergabung dalam G20 dan budaya di beberapa daerah di Indonesia.
Momen yang dihelat satu tahun sekali ini merupakan salah satu rangkaian acara Hari Lahir (Hari Lahir) Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta. Pada tahun ini, Asshiddiqiyah memasuki usia yang ke-37 sejak tahun tanggal berdirinya pada pada 5 Juli 1985 M/ 12 Rabiul Awal 1406 H.
Melihat semarak festival karnaval Harlah ini, Pengasuh Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta KH Ahmad Mahrus Iskandar (Gus Mahrus) memberi kesan, penampilan para santri sangat kreatif dan begitu meriah. Lebih meriah dan mampu kalahkan kemeriahan Citayam Fashion Week yang sempat viral beberapa waktu lalu.
"Ini (festival karnaval Harlah) lebih meriah dari Citayam Fashion Week. Lama-lama bisa jadi Asshiddidqiyah Fashion Week," kelakarnya saat menyampaikan sambutan sekaligus pelepasan karnaval, disusul tepuk tangan gembira ribuan hadirin.
Tema yang diusung pada Harlah tahun ini adalah Stronger with Pesantren, terinspirasi dari tema G20 yaitu Recover Together, Recover Stronger. Harapannya, Indonesia bisa semakin kuat dan berdaya dengan eksistensi pesantren.
"Insya Allah, berkat pesantren, Indonesia akan bangkit, lebih bahagia, dan selalu dilindungi oleh Allah swt," harap putra pendiri Pesantren Asshiddiqiyah KH Noer Muhammad Iskandar itu.
Gus Mahrus menjelaskan, tema Harlah akan selalu disesuaikan dengan momen yang sedang tren di Indonesia. Sebagaimana diketahui, pada November 2022 mendatang, Indonesia akan menjadi tuan rumah G20 atau Group of Twenty merupakan forum kerja sama multilateral yang dibentuk sejak 1999 dan terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU).
Selain festival karnaval, sejumlah acara juga turut meramaikan momen Harlah, seperti festival bazar, lomba tahfidz se-Jabodetabek, seminar pendidikan, seminar anti narkoba, haul masal, khataman Al-Qur’an, bakti sosial, pentas seni, ngopi alumni, dan konser
Asshiddiqiyah bershalawat sebagai puncak acara.
Di 37 tahun usianya, Pesantren Asshiddiqiyah telah memiliki 12 cabang yang berlokasi di 1 lokal di Jakarta, 2 lokal di Banten, 6 lokal di Jawa Barat dan 3 Lokal di Sumatera dengan total 6.000 santri aktif. Begitu pula dengan alumni yang telah dihasilkan hingga kini dengan total 14.000 orang. Alumni ini berada di bawah naungan Ikatan Keluarga Alumni Asshiddiqiyah (IKLAS). Selain itu, ada pula Majelis Ta’lim binaan.
Sebagaimana cita-cita pendirinya, KH Noer Muhammad Iskandar, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah tumbuh dan berkembang menjadi benteng agama di wilayah Jakarta, Jawa Barat, Banten dan Sumatera dalam rangka mencetak santri yang berakhlak mulia, menguasai ilmu dakwah, pengetahuan agama, pengetahuan umum dan teknologi.
Sumber: NU Online
0 komentar :
Posting Komentar