AMC-Portal berita SINDOnews.com bersama dengan pondok pesantren Asshiddiqiyah Jakarta menggelar pendidikan jurnalistik untuk para santri dalam rangka menyambut ulang tahun SINDOnews yang ke-10 tahun dengan tema “SINDOnews Goes to Pesantren” pada Rabu siang (15/06).
Bertempat di pendopo Asshiddiqiyah, acara tersebut dihadiri langsung oleh beberapa tim redaksi SINDOnews, tim Asshiddiqiyah Media Center (AMC), para santri, dan lurah pondok pesantren. Sedangkan khadimul ma’had, K.H. Mahrus Iskandar harus menghadiri secara virtual dikarenakan sedang dalam perjalanan menuju Solo.
Khadimul Ma’had dalam sambutannya menyampaikan keantusiasannya dalam menyambut kegiatan pendidikan jurnalistik tersebut. Hal ini dianggap sangat penting bagi para santri terutama untuk tim media pesantren (AMC) untuk terus belajar. Karena melihat perkembangan zaman yang semakin maju, di mana media informasi sangat diperlukan untuk mengarungi perkembangan zaman.
“Memang kegiatan seperti ini selalu kami gencarkan dan kiatkan khususnya untuk tim media kami dan untuk para santri. Karena melihat perkembangan zaman saat ini, media terkhusus jurnalistik menjadi suatu peran penting bukan hanya di Indonesia, tapi secara internasional,” tutur pengasuh pondok pesantren Asshiddiqiyah Jakarta itu.
Khadimul ma’had yang akrab disapa Gus Mahrus itu juga sangat berharap dengan adanya pembelajaran jurnalistik ini para santri akan semakin semangat untuk terus belajar terkait dunia jurnalistik, sehingga tidak membudayakan gampang menerima informasi tanpa di saring terlebih dahulu (sharing tanpa saring).
“Semoga dengan adanya pembelajaran jurnalistik ini, dengan salah satu ahlinya. Saya berharap banyak ilmu yang didapatkan para santri benar-benar belajar bagaimana menjadi jurnalis yang baik,” imbuhnya.
Berbicara tentang media dan informasi, Pimpinan Redaksi SINDOnews.com, Zen Teguh Tribuwono sangat setuju dengan pendapat Gus Mahrus yang menyebutkan bahwa siapa pun tidak boleh membudayakan gampang menerima informasi tanpa mencari tahu kebenarannya. Kita harus pintar memilah dan memilih mana informasi yang benar dan mana yang salah. Hal ini disebabkan banyaknya berita bohong (hoax) yang berceceran di media sosial.
“Dunia informasi itu seolah tanpa jeda. Yang namanya informasi nyaris dalam hitungan detik tidak ada berhentinya. Apalagi dalam dunia digital, kita ini hidup dalam dunia yang penuh dengan informasi. Maka, kita harus perlu pintar-pintar dan bijaksana menyaring informasi mana yang bermanfaat dan mana yang tidak, mana yang benar dan mana yang tidak,” ujar Pak Zen.
Hadir sebagai narasumber yakni Koordinator Fotografer MNC Portal Indonesia (MPI) Ratman Suratman yang merupakan fotografer senior menuturkan bahwa siapapun dapat yang namanya belajar fotografi jurnalistik, termasuk para santri. Terlebih untuk saat ini sudah banyak sekali alat yang mendukung untuk mengasah keahlian itu.
Tidak jauh berbeda dengan narasumber pertama, Produser Eksekutif Multimedia MPI, Wahyu Triyogo juga menyampaikan hal yang sama terkait betapa mudahnya para santri untuk belajar multimedia, bahkan hanya dengan menggunakan ponsel saja.
Dalam kesempatan itu, kedua narasumber benar-benar mengupas tuntas bagaimana mengambil gambar dan video yang baik, bahkan sampai menjelaskan berbagai teknik yang biasa dilakukan para fotografer/videografer sehingga menghasilkan hasil dan karya yang baik dan menarik.
0 komentar :
Posting Komentar