Beliau merupakan sosok manusia teladan bagi seluruh umat manusia di muka bumi. Dibulan kelahiran Rasulullah saw. ini, bulan Rabiul Awwal, menjadi peringatan Maulid sebagai bentuk kecintaan pada Baginda Rasul, sekaligus mengikuti jejak kesuksesan beliau dalam hidup.
Sebuah kesuksesan memiliki awal dan akhir. Tak mungkin seseorang mampu meraih kesuksesan tanpa berusaha. Tak mungkin seseorang menikmati keberhasilan tanpa melewati berbagai rintangan. Layaknya sebuah kapal yang mengarungi laut, itulah badan kita dalam menjalani hidup. sama halnya dengan istilah berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Mengenai jalur perjalanannya, apakah kita akan mengikuti jalan yang ditunjukkan rasul atau tidak, tergantung thariqah mana yang kita ikuti, yakni thariqah yang sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Lika-liku perjalanan kehidupan Rasulullah dari lahir hingga wafatnya dapat menjadi pedoman bagi seluruh umat manusia.
Bagaimana kita tahu mana jalan yang benar tanpa ada petunjuk jalan? Di situlah peran para guru, kiai dan ulama. Demi mencapai jalan yang benar dan diridhoi Allah, kita dapat mengikuti mereka yang jelas lebih 'alim dari pada kita.
Seperti zaman Nabi Musa as. ada yang namanya Fir'aun, raja yang gagah, dan kaya harta. Jika sekarang diibaratkan dalam zamannya Fir'un dan Nabi Musa, apa yang akan kita lakukan. Apakah mengikuti Fir'aun yang punya segalanya atau mengikuti Nabi Musa as.?
Kita sebagai umat Nabi Muhammad Saw. jika sekarang diibaratkan sebagai zamannya Nabi Musa dan Fir'aun, maka yang harus kita lakukan adalah bertanya kepada ulama. Rasulullah Saw. bersabda:
الْعُلُمَاءُ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ
“Ulama adalah pewaris para nabi.” (HR. At-Tirmidzi dari Abu Ad-Darda ra.)
Ada beberapa jalan yang dapat kita tempuh dalam mengikuti para ulama, salah satunya menghadiri majelis dzikir yang mana di tempat tersebut hadir para ulama menyampaikan tausiyah dan mengajak kita mengingat Allah. Lalu, apakah keutamaan majelis dzikir?
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ
Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah saw. bersabda,"Jika kamu melewati taman-taman surga, maka singgahlah dengan senang." Para sahabat bertanya, "Apakah taman-taman surga itu?" Beliau menjawab, "Halaqah-halaqah (kelompok-kelompok) dzikir."
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, "Barangsiapa ingin menempati taman-taman surga di dunia, hendaklah dia menempati majelis-majelis dzikir; karena ia adalah taman-taman surga."
Nah, dari hadits di atas dapat kita ketahui apa itu taman surga. Keutamaan dzikir lainnya ialah membuat kita fokus dan tenang. Ya, selalu menyebut nama Allah swt, maka hati akan tenang. Allah swt. berfirman:
أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang." (QS. Ar-Ra’du: 28)
Dengan demikian, awal meraih kesuksesan ialah dengan memperbanyak bersyukur atas nikmat Allah, meningkatkan ibadah dan berpegang teguh terhadap ajaran Rasulullah saw. Salah satu jalannya, bisa dengan hadir di Majelis Dzikir Asshiddiqiyah Pusat Jakarta setiap malam Ahad pertama setiap bulannya. Di sini, kita bersama-sama melantunkan dzikir dan shalawat, serta ta'lim (belajar) dengan para ulama. (Mila/L)
0 komentar :
Posting Komentar