AMC - Perdamaian dunia, sebuah harapan besar yang saat ini amat sering masuk dalam pembahasan ruang publik, utamanya di dunia maya. Maraknya mahasiswa yang terpapar virus radikalisme adalah salah satu keprihatinan, dimana hal itu lebih disebabkan karena minimnya pemahaman mereka tentang konsep Islam wasathiyah (Islam yang moderat). Juga banyaknya konflik di berbagai negara di belahan dunia, ada baiknya dikembalikan dengan kajian-kajian kepada teks-teks yang mendorong adanya moderasi, kemudian diperluas lebih jauh dalam mengimplementasikannya.
Dalam diskusi spesial panel Muktamar Pemikiran Santri Nusantara 2019 di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat Jakarta, Muhbib Abdul Wahab (Dosen Pascasarjana FITK UIN Syarif Hidayatullah dan UMJ), ia memberi pernyataan mengenai apa saja modal pesantren dalam berpartisipasi terhadap perdamaian dunia.
Pastinya di tiap pesantren, ada 5 spirit guna membangun perdamaian dunia, yaitu:
1. Tafaqquh fiddin, pendalaman terkait ilmu agama.
2. Wasathiyah Islamiyah, yaitu Islam moderat. Islam yang tidak hanya menengahi antara paham yang keras dengan yang lunak, namun juga menjinakkan karakter keberingasan sisa kejahiliyahan.
3. Kekayaan khazanah islam (khususnya kutub at-turats), dengannya kita menghidupkan dan mengembangkan warisan khazanah Islam yang di dalamnya sarat akan kajian dan pesan perdamaian tentunya yang dapat disebarkan ke seluruh dunia.
4. Kultur pesantren bukanlah kultur yang kaku dan sempit, namun kultur yang luwes nan luas sehingga mayoritas lulusan pesantren adalah orang yang moderat.
5. Kemandirian pesantren yaitu sebagai modal strategis untuk mengatasi persoalan perdamaian.
Untuk ke depannya, ada beberapa modal pesantren dalam mewujudkan perdamaian dunia, yaitu mendorong bagaimana narasi-narasi yang disebarkan di ruang publik adalah narasi positif menuju perdamaian dunia, bukan narasi negatif yang provokatif dan memperkeruh situasi. Di samping itu, figur pesantren terus dijadikan patokan di samping terus memunculkan figur baru dalam menjaga perdamaian dunia sehingga muncul banyak modal dalam mendamaikan dunia. Dunia pesantren lebih didorong agar dapat meng-upgrade kemanfaatan alumni pesantren, sehingga semakin tersebar perdamaian tersebut.
Perlu diketahui bahwa model pendidikan pesantren jauh dari kekerasan. Dengan ini, lulusan pesantren perlu adanya peningkatan kompetensi dan perluasan persebaran dalam transfer keilmuannya agar dapat tersampaikan ke berbagai penjuru. Pesantren memiliki potensi yang sangat besar dalam mewarnai keberagaman dan perdamaian dunia, sehingga perlu adanya pengembangan jaringan lintas sosial, agama dan budaya.
Menurut Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kemenag RI, Ahmad Zayadi dalam kesempatan yang sama menyatakan bahwa banyak pihak yang berharap besar pada pesantren, semata-mata tak hanya datang dari penduduk Indonesia, namun juga dunia internasional. Untuk itu perlu adanya pengembangan sistem pondok pesantren, karena semakin meningkatnya minat akan keilmuan dan pesantren mulai terbuka di ruang publik secara internasional. Dengan mengenalkan semua sisi pesantren, diharapkan publik semakin mengetahui dan memahami bahwa pesantren adalah media penyampai pesan-pesan perdamaian, moderasi Islam dengan karakter rahmatan lil alamin yang mengedepankan sikap toleransi, menjaga perdamaian dunia dan kerukunan antar umat beragama, menyebarkan kasih sayang sesama umat manusia, serta mampu menyeimbangkan antara kepentingan berbangsa dan beragama, juga santri merupakan aktor yang kompeten dalam keikutsertaannya mewujudkan perdamaian dunia. (Maulida)
0 komentar :
Posting Komentar