AMC - "Mengapa kita memilih tempat di
Asshiddiqiyah ini?" ujar Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin saat menyampaikan keynote speech dalam Pembukaan Muktamar Pemikiran Santri Nusantara (MPSN) 2019 di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat Jakarta, Sabtu (28/09).
Lanjut Menteri Agama, "Asshiddiqiyah ini memang sengaja,
selain karena kekhasannya, ini pondok pesantren di Jakarta. Di Jakarta kok ada pesantren? Ini
saja sudah sesuatu yang khas gitu." Tepuk tangan dari ratusan hadirin memenuhi lokasi acara.
“Tapi yang juga perlu dipahami oleh masyarakat luas, di Asshiddiqiyah ini ada Ma’had Aly. Dan kami, Kementerian Agama mengembangkan sejumlah mahad aly yang secara takhassus, secara khusus mengambil satu program studi yang akan dikembangkan oleh mahad aly itu. Dan Asshiddiqiyah memilih sejarah kebudayaan islam. Sebuah disiplin keilmuan yang sangat strategis karena kita sama tahu, kebudayaan sebagai sebuah wadah itu sangat diperlukan ketika ajaran agama Islam itu akan dibumikan akan diimplementasikan akan dioperasionalisasikan akan diamalkan maka diperlukan wadah dan wadah itulah yang lazim di kalangan para sosiolog dikenal dengan budaya," jelas Menteri Agama panjang lebar.
Menteri Agama juga menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada pengasuh pesantren Asshiddiqiyah yang telah bersedia menjadi penyelenggara muktamar santri kali ini.
Muktamar Pemikiran Santri Nusantara 2019 digelar hingga Senin, 30 September 2019. Mengusung tema Santri Mendunia: Tradisi, Eksistensi dan Perdamaian Global, MPSN kali ini meloloskan 126 judul paper dari 547 naskah yang diterima panitia. Selain itu, digelar juga Silatnas (Silaturahmi Nasional) Asosiasi Pendidikan Diniyah Formal (ASPENDIF), Asosiasi Ma'had Aly Indonesia (AMALI) dan Dewan Mahasantri (DEMA) AMALI. (Lail)
0 komentar :
Posting Komentar