AMC - Pembukaan MASTASA (Masa Taaruf Santri) 2019 Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat Jakarta digelar tadi pagi, Kamis (18/07). Peresmian secara simbolis diwakili oleh Rahmat Salihi Bin H. Lah Salihi Asal Papua (SMP Putra), Regita Ayu Cahyani binti Anwar Sadat Asal Sumatera Selatan (SMP Putri), Muhammad Ihsan Arizal bin Mulyadi Asal Batam (MA Putra), Orlin Talitha Huwaida binti Ari Habibullah Asal Papua (MA Putri).
Khadimul Ma’had, KH. Ahmad Mahrus Iskandar memimpin apel pembukaan MASTASA dengan mengucap basmalah dan menabuh beduk. Serentak para santri menyambutnya dengan shalawat dan tepuk tangan setelahnya.
Namun, beberapa santri baru turut meneteskan air mata. Melihat demikian, Gus Mahrus kembali menyemangati para santri baru dengan yel-yel pesantren.
“Asshiddiqiyah Bisa! Asshiddiqiyah Jaya! Pesantrenku Keren!” Gus Mahrus bersama para santri meneriakkan yel-yel dengan penuh semangat hingga para santri tersenyum penuh antusias. Para santri baru kembali berwajah ceria.
Sebelumnya, Gus Mahrus mengungkapkan kebanggaannya menjadi santri. Lanjut Gus Mahrus, santri ialah garda terdepan bangsa Indonesia yang membawa misi perdamaian. Pesantren juga merupakan warisan benteng pendidikan dan kebudayaan Indonesia yang paling tua dalam menjaga kemerdekaan dan kedamaian Indonesia.
“Sampai saat ini saya bangga menjadi santri,” ungkapnya bangga.
Bertema Menjunjung Akhlakul Karimah untuk Melahirkan Generasi Emas yang Inovatif Produktif dan Solid, Gus Mahrus menyemangati santri baru hingga akhir apel, “Kemandirian kalian dimulai saat ini. Kalian harus bangga menjadi seorang santri.”
MASTASA dilaksanakan hingga Sabtu, 20 Juli 2019 dengan berbagai kegiatan, seperti pengenalan seluk beluk pesantren bersama dewan asatidz dan berbagai game bersama OSPA untuk meningkatkan keakraban para santri. (Lail)
Santri baru bersama Khadimul Ma'had KH. Ahmad Mahrus Iskandar |
Santri baru bersama Ibu Nyai Hj. Nur Djazilah dan Ibu Nyai Zidna Khoiro Amalia |
0 komentar :
Posting Komentar