AMC - "Jadikan
sejarah sebagai mahaguru agar kita menjadi ulil albab," pesan KH. Ahmad
Mahrus Iskandar saat memberikan sambutan sekaligus tausiyah dalam Pembukaan
Masa Ta'aruf Mahasantri (MASTAMA) Ma'had Aly Sa'iidusshiddiqiyah Jakarta, Rabu
(31/07).
Senada dengan
tema kegiatan, Sejarah sebagai Guru Kehidupan, Khadimul Ma'had Asshiddiqiyah Pusat ini menghimbau kepada seluruh mahasantri, khususnya para mahasantri
baru agar menyiapkan mental sebagai santri yang berada di tengah-tengah ibu
kota.
Setelah menjelaskan
QS. Ali Imran ayat 190 – 191, beliau berpesan, sebagai mahasantri prodi Sejarah
Peradaban Islam, para mahasantri sudah sepatutnya mengikuti jejak perjuangan Ayahanda
Noer Muhammad Iskandar dalam mendirikan Pesantren Asshiddiqiyah yang sampai
saat ini memiliki 12 cabang di Indonesia. Perjuangan Ayahanda selama kurang
lebih 33 tahun ini dibangun dari berbagai hal, di antaranya istiqomah
dalam ibadah dan yakin kepada Allah ketika melakukan setiap hal.
Beliau berharap kelak sepuluh atau dua puluh tahun yang akan datang akan muncul
orang-orang besar, para da’i ilallah dari lulusan ma’had aly. Sebelum
semua itu, menimba ilmu di ma’had
aly ini merupakan cara Allah dalam memberi petunjuk kepada para mahasantri baru sebagai awal perjuangan. Beliau juga menceritakan perjuangan selama menuntut ilmu di negeri Yaman dengan berbagai tantangan yang ada. Belajar pada banyak ulama besar di sana hingga kembali ke Indonesia dan saat ini menjadi Khadimul Ma'had Asshiddiqiyah Pusat Jakarta.
“Setiap kiai-kiai
besar punya tirakatnya masing-masing, tinggal kalian mau tirakat dari awal atau
nanti di tengah-tengah perjuangan,” pungkas Khadimul Ma'had di akhir sambutan.
Khadimul Ma'had lalu
meresmikan langsung pembukaan MASTAMA dengan menyematkan kartu tanda peserta
kepada mahasantri baru ini.
Selanjutnya, Ibu Nyai Nur Djazilah menyematkan kartu peserta pada mahasantri putri.
MASTAMA akan berlangsung selama tiga hari ke depan, sebelum perkuliahan kembali aktif. (L/M)
0 komentar :
Posting Komentar