AMC - Semalam, 27 Rajab 1440 H, Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat Jakarta gelar peringatan Isra' Mi'raj Nabi
Muhammad SAW dan Haul KH.
Iskandar, H. Jaani bin H. Siih dan Hj. Asenah binti H. Siing. Diawali dengan
pembacaan surah Yasin dan tahlil yang dipimpin oleh Ustadz Syukri Ghazali. Haul
KH. Iskandar dan keluarga wakif ini berlangsung khidmat, Selasa malam (02/04).
Setelah pembacaan
maulid, kisah riwayat Isra Mi'raj Nabi SAW dan riwayat KH. Iskandar diceritakan
oleh Ustadz Imam Syafi'i. Peristiwa Isra merupakan perjalanan Nabi Muhammad saw
dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsha, lalu dari Masjidil Aqsha naik (mi'raj)
hingga Sidratul Muntaha, kisahnya menurut beberapa riwayat. Beliau menceritakan
tujuan peristiwa suci tersebut tak lain ialah untuk menerima wahyu shalat
fardhu, yang awalnya 50 waktu namun mendapat rukhsah dari Allah swt menjadi 5
waktu. Dengan keistimewaan perjalanan suci tersebut, Allah swt mendatangkan
secara khusus kendaraan surga yang bernama Buraq demi mengantarkan Rasulullah
saw menghadap Rabb-Nya.
Kurang lebih 50
tahun lalu, pada 27 Rajab juga bertepatan dengan wafatnya KH. Iskandar, ayahanda dari pendiri dan pengasuh Ponpes
Asshiddiqiyah Jakarta KH. Noer Muhammad Iskandar SQ. Beliau ialah pendiri
ponpes Manbaul Ulum Sumber Beras, Muncar, Banyuwangi. Dari kisahnya, beliau
menikahi Nyai H. Siti Rabiah Adawiyah dan dikaruniai putra-putri yang kesemuanya
menjadi penerus perjuangan ulama, termasuk KH. Noer Muhammad Iskandar SQ yang
kurang lebih telah 40 tahun mensyiarkan Islam di Jakarta, khususnya Jakarta
Barat. Dengan peringatan haul ini, diharapkan kisah beliau dapat menjadi pemacu
semangat para santri dalam menyelami lautan ilmu agama tanpa meninggalkan ilmu
penting lainnya.
Selain itu, Ustadz Imam Syafii juga menceritakan kisah hidup
H. Jaani bin H. Siih dan Hj. Asenah
binti H. Siing. Ia menjelaskan silsilah keluarga wakif, juga
keturunannya yang saat ini masih setia mendampingi pesantren. Ia mengajak para
santri agar bersyukur kepada Allah dan berterimakasih kepada keluarga wakif
yang telah mewakafkan tanahnya sehingga pesantren ini berdiri hingga sekarang. (Lyda)
0 komentar :
Posting Komentar