AMC - Dalam pepatah Arab, pemuda masa kini ialah pemimpin masa depan. Lalu mampukah generasi penerus menjawab tantangan umat dan bangsa ini? Mampukah mereka menjadi pemersatu umat dan memberi keteladanan yang terpuji? Pertanyaan tersebut itulah yang selalu terbersit dalam hati Maulana Habib Luthfi bin Yahya. Mengingat negeri ini dibangun dan dirintis oleh beberapa ulama terdahulu, yang hingga kini telah membuahkan atsar (red: bentuk hasil nyata) untuk kita semua.
Para ulama
yang tak cukup hanya di masa hidupnya saja menorehkan tinta emas dalam sejarah
bangsa ini, namun setelah tiadanya pun namanya tetap hidup dan memberi contoh
untuk umat yang ditinggalkannya. Kekayaan budaya dan keberagamannya menjadikan
bangsa ini semakin kompleks namun tiada saling menyalahkan.
Seperti
cara berziarah ke makam tokoh berpengaruh bagi orang muslim maupun nonmuslim
dengan gaya, cara dan kepercayaannya masing-masing yang ujungnya bertemu satu
titik, yaitu sikap menghargai sesama dalam keberagamannnya.
Contoh
lainnya yaitu berdzikir, dengan berbagai nada dan tempo ketukannya, namun
esensi kesemuanya itu masih sama yaitu ingat dan menyebut nama Allah swt.
Banyak dari
kita sering lalai dalam mengingat Allah swt. Sebab kita banyak lalai itulah
maka yang terjadi pada kita hanyalah melakukan perbuatan buruk. Bilamana telah
tertanam dalam hati kita untuk selalu ingat pada Allah swt, maka dengannya
dapat menghancurkan sifat buruk dalam diri kita, mencegahnya daripada perkara
yang munkar dan mendorong kita pada perbuatan baik.
Berdasarkan
hadits Rasulullah saw, tiap orang yang membasuh muka saat berwudhu, maka
keluarlah sifat (akhlak) yang buruk darinya (yaitu dosanya). Hakikatnya kita
berwudhu ialah untuk membersihkan diri, lalu mampukah kita untuk menjaganya
agar tetap bersih dan suci tanpa terkontaminasi kotoran ? Jika anggota tubuh,
ambillah perumpamaan mata dalam basuhan wudhu di wajah. Jika ia telah terkena
nur wudhu (red: cahayanya wudhu), niscaya ia akan terbimbing untuk melihat
segala sesuatu yang baik. Lalu lidah, dengan nur wudhu maka ia akan mulai
terlatih untuk menutup aib sesamanya, menjaga kehormatan saudara muslim
lainnya, dan tidak menyukai perpecahan sehingga ia selalu berhati-hati dalam
berbicara.
Lalu apa
hakikat ihsan sesungguhnya?
أَنْ تَعْبـــُدَ اللَّهَ كَأَنَّــكَ تَرَاهُ
فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
“Ihsan
adalah engkau menyembah Allah seakan engkau melihat-Nya, maka bila engkau tak
melihat-Nya maka sesungguhnya Allah melihatmu.” (HR Muslim)
Jika
seorang manusia selalu merasa dilihat oleh Allah swt, sehingga muncullah rasa
takut dalam hatinya (khauf) hingga terwujud rasa pengharapan yang tinggi pada
Allah swt (raja'), itulah ihsan. Darinya muncul tawadhu (sikap rendah hati) dan
lahirlah saling menghargai, bukan saling mencela. Betapa damainya negeri ini
jika penuh akan sikap toleransi.
Dalam
bendera Indonesia terdapat jati diri dan kehormatan bangsa Indonesia. Maka kita
harus selalu menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. Para kiai terdahulu telah
meletakkan pondasi keilmuan khususnya islam, dengan mengajarkan ilmu-ilmu dasar
tentang ibadah, tajwid, dan lain sebagainya. Dari sinilah perjuangan para kiai
yang patut diapresiasi dalam kaitannya mencerdaskan anak bangsa. Lalu kita
sudah berkontribusi apa untuk bangsa ini?
Dalam
menjawab tantangan umat, pemuda generasi inilah yang diharapkan oleh para
sesepuh ulama sehingga dapat meningkatkan tanggung jawab kita dalam
menghilangkan kegelisahan umat masa ini.
Begitu pula
dengan santri Asshiddiqiyah. Kenapa harus Tadabbur Hari Lahir Asshiddiqiyah
ke-34? Tidak lain agar para santri selalu mengingat, meneladani dan meneruskan
perjuangan Abah KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ bersama para wakif dan guru-guru
yang telah merintis berdirinya Asshiddiqiyah. Hingga saat ini Asshiddiqiyah
telah tersebar menjadi 12 cabang di seluruh Indonesia. Tidak lain untuk
mensyiarkan Islam dan menyatukan umat. (Lyda)
___________
Tulisan ini
berdasarkan tausiyah Maulana Al Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam acara Haflatul Ikhtitam
Ponpes Asshiddiqiyah sebagai rangkaian Harlah ke-34, Kamis 25 April 2019.
0 komentar :
Posting Komentar