Guru saya
sering bilang bahwa kecerdasanmu di pesantren tidak bisa menjadi tolak ukur
keberhasilanmu di masa depan. Ada hal yang lebih sakral bagi kalangan santri
untuk menyongsong masa depannya, para ulama sering menyebutnya dengan “Tirakat”.
Ya betul
banget, saya setuju dengan pendapat bahwa seorang santri harus memiliki amalan
khusus sebagai bentuk tirakat selama menuntut ilmu. Tidak melulu soal puasa,
tirakat bisa saja berupa keistiqomahan dalam shalat malam atau istiqomah dalam
shalat berjamaah, atau istiqomah dalam membaca ayat suci al-qurรกn, atau pun
amalan-amalan lain yang diistiqomahkan.
Namun tidak
bisa dipungkiri bahwa puasa merupakan tirakat yang paling ampuh diantara
amalan-amalan yang lain. Baik itu puasa senin-kamis, puasa nabi daud, puasa
yaumul abyadh, puasa mutih bahkan puasa sepanjang tahun yang sering disebut
dengan puasa Naun.
Meski demikian,
seorang santri juga harus belajar dengan giat, tak boleh hanya mengandalkan
tirakat saja. Salah seorang guru saya bahkan pernah bilang, bahwa puasa tirakat
itu sunnah, sedangkan belajar adalah kewajiban. Artinya jangan sampai seorang
santri lebih mementingkan tirakatnya hingga melupakan kewajibannya.
Kritik tersebut
disampaikan beliau ketika mengetahui santrinya yang malas berangkat ke kelas
dengan alasan sedang puasa. Ataupun santri yang terlambat datang ke kelas
karena dzikir terlalu lama setiap usai shalat.
Kesimpulannya
adalah seorang santri wajib melakukan dua hal secara bersamaan untuk
menyongsong masa depannya, yaitu rajin belajar dan rajin tirakat.
Amalan apa
yang temen-temen istiqomahkan ketika di pesantren ??
Jakarta,
4 Agustus 2017
Rumadie
Elborneo
0 komentar :
Posting Komentar