Majlis Dzikir Bulanan Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta |
AMC – Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta
kembali menggelar Majlis Dzikir pada awal tahun 2017 Sabtu (07/01).
Meski tanpa kehadiran Abah Noer yang masih
beristirahat di rumah sakit, acara tetap berlangsung dengan khidmat. Gus Mahrus
bersama para ustadz memimpin pembacaan Ratibul Hadad yang diikuti oleh seluruh
jamaah.
Pada
kesempatan kali ini, Gus Muhsin turut menyampaikan beberapa patah kata. Ia
mengungkapkan harapannya agar Abah Noer segera sembuh dan kembali lagi ke
pesantren.
“Semoga
Ayahanda segera pulang ke pesantren ini,” harap Gus Muhsin dalam penuturannya.
Lalu Gus
Mahrus menjelaskan perihal tahun baru Masehi ini diambil dari kata Al Masih,
yakni Nabi Isa AS. Dalam ajaran Islam, tahun baru Masehi bukan untuk
dipuja-puja atau berhura-hura hingga sampai lupa pada Allah melainkan sebagai
proses perbaikan diri.
“Jangan
sampai tahun lalu yang masih penuh kebodohan dan kehinaan terulang kembali di
tahun ini,” pesan beliau pada seluruh jamaah.
Gus Mahrus
juga berharap pada para santri supaya lebih mencerminkan akhlak karimah di
tahun baru ini. Hal itu diharapkan semakin menjadikan mereka santri yang
bermanfaat. Beliau juga mengajak seluruh jamaah untuk bersama-sama memohon
kepada Allah untuk kesembuhan Abah baik fisik maupun mental.
“Buat Abah
merasa senang, merasa sehat karena kita adalah anak-anak beliau,” pinta Gus
Mahrus.
Pembicara
kedua yaitu, Zainudin Ahmad , pengasuh Yayasan Miftahul Jannah Joglo Jakarta
Barat. Ia menjelaskan perihal ilmu dengan harta. Manakah yang lebih utama ?
orang yang banyak hartanya mulia di hadapan manusia, tetapi belum tentu mulia
pula dihadapan Allah SWT. Sedangkan orang berilmu, adakalanya ia dipandang
rendah oleh manusia, tetapi ia mulia dihadapan Allah SWT.
Seperti
halnya setrum, iman tak terlihat namun bisa dibenarkan dengan hati, diucapkan
dengan lisan dan dibuktikan dengan perbuatan. (MH/LF)
0 komentar :
Posting Komentar