“Nasihatmu
akan selalu ku ingat sampai akhir hayat
Terimakasih
ku ucapkan padamu, ooh Guruku…”
Itulah
petikan lagu yang kerap dinyanyikan siswa sekolah dasar dan menengah dalam
acara perpisahan pada akhir tahun ajaran. Lagu ini dilantunkan sebagai bentuk
ungkapan terimakasih kepada para guru yang telah mendidik mereka.
Ketika
belajar ilmu geografi, saya mengenal istilah tenaga endogen dan eksogen dalam
dalam pembentukan muka bumi. Ini merupakan perumpamaan peran guru yang luar
biasa dalam membangun negeri. Mereka tidak hanya mengajarkan pendidikan
lahiriyah untuk hidup di dunia saja. Pendidikan rohaniyah, spiritual dan sosial
anak negeri selalu mereka bangun untuk memperkuat kesatuan dan persatuan
Republik Indonesia ini.
Peringatan
Hari Guru Nasional pada tanggal 25 November bersamaan dengan ulang tahun
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang telah diresmikan sejak tahun
1945. Inilah salah satu bentuk penghargaan untuk perjuangan hebat para guru
Tanah Air dalam mendidik tunas bangsa.
Sekedar
menyampaikan cinta, inilah persembahan kata sederhana untuk Sang Pahlawan Tanpa
Tanda Jasa.
Guru itu
ibarat hutan yang rindang
Ia lah
paru-paru dunia yang menyejukkan
Hijaunya
mengajarkan kita tentang akhlak dan budi
pekerti
Bersama
hujan, ia tak pernah lelah membagi ilmunya pada bumi
Dunia kan
gersang tanpa keberadaannya
Ia yang
menyampaikan kepada kita akan makna kehidupan
“Wahai
Guruku,
Engkau
ajarkan ku batu yang menjadi tanah
Akar yang
menegakkan pohon
Ranting-ranting
yang berkawan dedaunan
Hingga air
dan udara yang menjadi wadah kehidupan
Betapa mulia
engkau yang menyampaikan ajaran Sang Utusan
Hormat dan
kasih sayang ku tak terhingga untuk engkau selalu
Wahai
Guruku”
(LF)
0 komentar :
Posting Komentar