AIC Jakarta- Pagelaran lomba
marawis yang diselenggarakan oleh Suku Dinas Wilayah Jakarta Barat berlangsung
meriah. Dengan kompetisi dari 15 kontingen dari beberapa pondok pesantren,
acara yang dilaksanakan di Balai Latihan Kesenian Rawa Buaya menjadi ikon
tersendiri bagi kaum santri. (Selasa, 30/08/16)
“Marawis bukan hanya
budaya arab, tapi santri juga berhak memilikinya, khususnya santri betawi, dan itu
harus dilestarikan!” kata Kabag Eskul, Abdurahman.
Marawis sendiri merupakan
salah satu “band tepuk” perpaduan antara seni-budaya timur tengah (Yaman) dan
Betawi. Ada 3 bentuk nada : Zapin, Sarah dan Zahefah. Zapin biasa digunakan untuk
lagu berbalas pantun, khas betawi. Sarah biasa untuk lagu-lagu kawinan. Dan
Zahefah untuk mengiringi lagu dalam majlis.
“kali ini, hanya seleksi
tingkat Jakbar saja! Besok 19 september akan digelar lomba resmi tingkat
Wilayah DKI Jakata.” Lanjut Maman, sapaan Kabag Eskul baru Asshiddiqiyah.
Acara berlangsung dari
pukul 9 pagi, dari seleksi berkas sampai dengan performance/penampilan. Selesai
pada pukul 14.30 sore, dan langsung diperikan keputusan yang berhak mewakili
Jakbar ke tingkat DKI Jakarta.
“Alhamdulillah, kita
diberi kesempatan untuk mewakili Jakbar untuk lomba Marawis se-DKI Jakarta. Mohon
doรก dari semuanya.” Kata Maman dengan semangatnya. (NS)
0 komentar :
Posting Komentar