AIC(JKT)
1.
Sejarah Singkat SMP Manba’ul Ulum Asshiddiqiyah Pusat
Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada bulan Robiul Awal 1406 H ( 1 Juli 1985 M
). Pondok Pesantren Asshiddiqiyah pertama kali didirikan oleh KH.Noer Muhammad
Iskandar, SQ, putra dari salah satu kyai besar Jawa Timur yang berasal dari
Banyuwangi yaitu KH. Iskandar, diatas tanah yang diwakafkan oleh H. Abdul Ghoni
Dja’ani (Haji Oon ), putra dari KH. Abdul Shiddiq dikawasan Kelurahan Kedoya
Utara Kebon Jeruk yang saat itu dipenuhi rawa dan sawah. Pondok Pesantren
Asshiddiqiyah diasuh oleh KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ.
Selain memiliki kerangka umum pendidikan formal disatu
sisi dan kerangka khusus kurikulum kepesantrenan disisi lain, sesuai dengan
Trilogi Pondok Pesantren Asshiddiqiyah yang menjadi tujuan dasar berdiri, yaitu
: a. Menguasai ilmu pengetahuan dan Teknologi, serta membangun iman dan taqwa
secara lebih mendalam.
a.
Berakhlakul Karimah,
sebagai dasar dari peri
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air.
b.
Menguasai bahasa asing, dalam hal ini yaitu bahasa arab
dan bahasa inggris seiring perkembangan jaman dengan tanpa
meninggalkan sosok guru dari pada dasar pendidikan islam.
Sebagai salah satu unit pendidikan di Pondok
Pesantren Asshiddiqiyah Pusat SMP Manba’ul Ulum mempunyai Visi dan Misi sebagai
berikut:
a. Visi
Mensuritauladani Akhlak nabi
b.
Misi
1)
Menanamkan akhlakul karimah
2)
Menguasai kitab salaf
3)
Menciptakan lingkungan berkomunikasi bahasa arab
4)
Menguasai teknologi terapan dan komunikasi
5)
Membentuk karakter santri unggul dalam akademik dan non
akademik
6)
Mengembangkan pengelolaan mutu sekolah dengan sistem
boarding
school
2. Struktur SMP Manba’ul Ulum
Struktur organisasi SMP Asshiddiqiyah Jakarta, berbentuk
kerucut mengandung tiga dimensi yaitu fungsional, wewenang
dan sentralisasi dan mempunyai dua garis yaitu, garis Komando dan koordinasi.
Karena inti kekuasaan berada pada pimpinan yayasan, yang dibantu oleh kepala
sekolah dan komite sekolah. Kepala sekolah mempunyai tiga wakil untuk
membantunya yaitu wakil kepala bidang kurikulum, wakil kepala kesiswaan putra
dan juga wakil kepala kesiswaan putri.
Wakil kepala sekolah juga membawahi
beberapa bidang, wakil bidang kurikulum membawahi laboratorium, perpustakaan,
guru bidang studi dan juga guru piket. Sedangkan wakil kepala bidang kesiswaan,
membawahi guru BP, wali kelas,wali asuh dan guru ekstrakulikuler. Untuk lebih
jelasnya lihat tabel dibawah ini :
Sarana dan Prasarana
SMP Manba’ul Ulum Asshiddiqiyah
Pusat
No
|
Nama Bangunan
|
Jumlah
|
1
|
Kantor
|
1 Ruang
|
2
|
Ruang
Kepala Sekolah
|
1 Ruang
|
3
|
Ruang
Guru
|
1 Ruang
|
4
|
Ruang
Belajar
|
9 Ruang
|
5
|
Asrama
|
17 Ruang
|
6
|
Gedung
Serbaguna
|
1Ruang
|
7
|
Laboratorium
|
1 Ruang
|
8
|
Ruang
Komputer
|
1 Ruang
|
9
|
Ruang
Bahasa
|
1 Ruang
|
10
|
Perpustakaan
|
1 Ruang
|
11
|
Sarana
Olahraga
|
|
Badminton
|
2 Lapangan
|
|
Futsal
|
1 Lapangan
|
|
12
|
Masjid
|
1 Buah
|
13
|
Koperasi
|
1 Ruang
|
14
|
Warnet
|
1 Ruang
|
15
|
SQ
Mart
|
1 Ruang
|
16
|
Toilet
|
15 Ruang
|
1.
Kurikulum
Yang Digunakan
Kurikulum
merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang
disediakan bagi siswa di sekolah.[1]
Suatu kurikulum diharapkan memberikan landasan isi dan menjadi pedoman bagi
pengembangan kemampuan siswa secara optimal dengan tuntutan dan pengembangan
masyarakat.
Kurikulum
yang digunakan di SMP Manba’ul Ulum Asshiddiqiyah Pusat Jakarta Barat Adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah Kurikulum operasional
yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan
dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan
Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP ).[2]
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diharapkan dapat menampilkan kekhasan atau
keunggulan masing-masimg satuan pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pedidikan (KTSP) sangat
potensial untuk mendukung paradigma baru manajemen berbasis sekolah dalam
konteks otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan di Indonesia.
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk
:
a.
Meningkatkan
mutu pendidikan kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan
kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
b.
Meningkatkan
kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam mengembangkan kurikulum melalui
pengembalian keputusan bersama.
c.
Meningkatkan
kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan yang akan dicapai.
d.
Meskipun
demikian, dalam pengembangannya Indonesia harus belajar banyak dari pengalaman
– pengalaman pelaksanaan kurikulum di Negara lain, kemudian memodifikasi,
mengadaptasi, merumuskan, dan mengembangkan model yang khas sesuai dengan
karakteristik masyarakat, situasi dan kondisi actual serta budaya sekolah yang
multicultural.
0 komentar :
Posting Komentar