AIC(JKT)
Oleh : Drs. Hasanudin
Radikalisme adalah
suatu paham yang dibuat-buat oleh sekelompok orang yang menginginkan perubahan
atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis dengan menggunakan cara-cara
kekerasan. Namun bila dilihat dari
sudut pandang keagamaan dapat diartikan sebagai paham keagamaan yang mengacu
pada fondasi agama yang sangat mendasar dengan fanatisme keagamaan yang sangat
tinggi, sehingga tidak jarang penganut dari paham tersebut menggunakan
kekerasan kepada orang yang berbeda paham untuk mengaktualisasikan paham keagamaan yang
dianut dan dipercayainya untuk diterima secara paksa.
Fenomena terorisme dan radikalisme kini makin marak, masyarakat
dunia sering kali dihantui rasa takut dengan terjadinya pengeboman
dimana-mana. Tak terkecuali Indonesia, yang notabene sebagai penduduk muslim
terbesar di dunia. Sebagian masyarakat memandang bahwa pesantren sebagai sarang
tersebarnya paham radikal karena pesantren merupakan lembaga pendidikan yang
tertutup.
Menanggapi stigma tersebut, saya kurang sependapat. Saya memandang
justru pondok pesantren adalah lembaga pendidikan yang mampu mencegah dan
menjadi benteng bagi tersebarnya paham-paham radikalisme. Karena di pantren diajarkan
kasih sayang, toleransi dan cinta kepada tanah air.
Pengaruh terorisme saat ini berpeluang
disemua wilayah, untuk merekrut anggota bukan hanya orang dewasa akan tetapi
usia remaja juga direkrut, karena usia remaja merupakan usia yang sangat rentan,
rasa penasaran terhadap hal-hal baru sangat tinggi. Mereka mudah terprovokasi pada
paham-paham radikal, sehingga salah dalam mengartikan
nilai jihad. Jihad saat ini adalah jihad memerangi nafsu
kebatilan dan kebodohan.
Di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, kami telah menerapkan
kiat-kiat agar para santri mampu membentengi diri dari paham-paham radikal,
diantaranya adalah memperdalam ajaran akidah, mengajarkan nilai-nilai pancasila,
serta pemahaman makna jihad. Selain itu para santri dididik untuk memperbanyak wirid, shalat tahajud, shalat
dhuha, puasa senin kamis, puasa daud dan sebagainya. Pondok pesantren tidak
pernah menanamkan ajaran-ajaran radikal.
Pesan saya terhadap generasi remaja supaya jangan mudah
terprovokasi, jangan sampai salah memilih guru dalam belajar agama, serta sibukkanlah diri kalian dengan
kegiatan-kegiatan yang positif yang bisa bermanfaat untuk masa depan. (RED)
0 komentar :
Posting Komentar