AIC(JKT)
KH. Ahmad Mustofa Bisri bersama DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ |
Islam adalah agama yang damai, adapun kelompok-kelompok muslim
tertentu menjadi radikal dan memusuhi siapa pun yang berada di luar kelompok
mereka karena berkiblat pada gagasan-gagasan Islam yang dipropagandakan oleh
gerakan Wahabi-Salafi yang berpusat di Saudi Arabia. Hal itu diungkapkan salah
satu penasehat Nahdlatul Ulama, KH. Ahmad Mustofa Bisri atau yang lebih dikenal
dengan Gus Mus saat berkunjung ke Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Selasa
(22/03/16).
Gus Mus menilai bahwa mereka yang curiga dan
fobia terhadap Islam hanya melihat dan mengambil referensi dari propaganda
Wahabi-Salafi serta dengan memukul rata menganggap Islam identik dengan radikalisme.
Pengasuh
Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin Rembang itu mendesak pemerintah untuk segera menindak tegas kelompok radikal di
Indonesia yang memaksakan kehendak dengan melakukan tindak kekerasan. "Tindakan
tegas terhadap kelompok radikal adalah tanggung jawab pemerintah karena merupakan salah satu
bentuk pelaksanaan amanat untuk melindungi semua rakyat," tutur Gus Mus di salah satu media online.
"Sebenarnya mudah
bagi kami jika mau menindak kelompok radikal karena NU mempunyai ribuan anggota
Barisan Ansor Serba Guna dan Ikatan Pencak Silat NU Pagar Nusa," ujar ulama
sepuh tersebut.
Namun hal itu, kata Gus
Mus, membuat NU sama bodohnya dengan kelompok radikal yang memaksakan kehendak
dengan melakukan kekerasan. "Api tidak bisa dilawan dengan api,"
katanya.
Gerakan radikal di
Indonesia sudah bermacam-macam bentuknya, termasuk kasus penolakan menghormat bendera Merah Putih dan menyanyikan
lagu Indonesia Raya yang sempat mencuat beberapa waktu lalu.
Terkait hal tersebut, Gus
Mus mengatakan bahwa Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang ikut serta
melakukan antisipasi terhadap gerakan radikal dengan memberikan penguatan
mengenai paham moderat dan toleransi kepada para santri melalui berbagai jalur.
“Hubbul wathon minal iman atau dalam bahasa
indonesianya cinta tanah air sebagian dari iman, merupakan satu pondasi yang
tertanam dalam diri santri sebagai jiwa patriotisme. Tutur ulama asal Rembang
itu. (Rumadi)
0 komentar :
Posting Komentar