JAKARTA – Pondok Pesantren (Ponpes) Asshiddiqiyah
menggelar milad ke-30 yang jatuh pada 14 Maret 2015. Perayaan milad ini
dengan menggelar karnaval budaya nusantara yang diikuti 10 ribu
siswa-siswi dari Asshiddiqiyah.
Karnaval ini dibuka pimpinan Ponpes Asshiddiqiyah KH Noer Iskandar, SQ dan anggota DPR dari Fraksi PPP Dimyati Natakusuma di depan Asshiddiqiyah, Jl Kedoya, Jakarta Barat, Sabtu (14/3).
Kiai Noer dalam sambutannya menyatakan karnaval budaya nusantara ini selain melestarikan budaya Indonesia yang beragam, juga untuk meningkatkan kecintaan kita kepada Tanah Air.
“Budaya, bahasa, dan suku sangat banyak jumlahnya di Indonesia, dan kita harus melestarikan itu semua, dan kita harus saling menghormatinya,” tutur Kiai Noer.
Kiai Noer juga berpesan agar para siswa-siswi dan para santri dari 11 Ponpes Asshiddiqiyah untuk belajar. “Sebab anak-anak yang nantinya akan menjadi penerus bangsa ini,” papar Kiai Noer.
Karnaval budaya nusantara ini dilakukan oleh para santri yang berasal dari 11 Ponpes Asshiddiqiyah, termasuk ada peserta dari Thailand dan Filipina karena mereka belajar di Asshiddiqiyah.
Mereka melakukan gerak jalan dengan memakai pakaian adat dari 33 provinsi di Indonesia. Gerak jalan itu dilakukan dari mulai Kedoya sampai Jl Panjang, dan balik lagi ke Ponpes Asshiddiqiyah.
Terkait meteri belajar di Asshiddiqiyah, mereka tidak hanya belajar ilmu agama, tapi juga imu pengetahuan umumnya, termasuk juga bahasa, Bahasa Mandarin, Inggris, Arab. “Ponpes Asshiddiqiyah jumlahnyaa telah 11, ada di Lampung dan Palembang,” terang KH Noer Iskandar, SQ. (As'ad)
Karnaval ini dibuka pimpinan Ponpes Asshiddiqiyah KH Noer Iskandar, SQ dan anggota DPR dari Fraksi PPP Dimyati Natakusuma di depan Asshiddiqiyah, Jl Kedoya, Jakarta Barat, Sabtu (14/3).
Kiai Noer dalam sambutannya menyatakan karnaval budaya nusantara ini selain melestarikan budaya Indonesia yang beragam, juga untuk meningkatkan kecintaan kita kepada Tanah Air.
“Budaya, bahasa, dan suku sangat banyak jumlahnya di Indonesia, dan kita harus melestarikan itu semua, dan kita harus saling menghormatinya,” tutur Kiai Noer.
Kiai Noer juga berpesan agar para siswa-siswi dan para santri dari 11 Ponpes Asshiddiqiyah untuk belajar. “Sebab anak-anak yang nantinya akan menjadi penerus bangsa ini,” papar Kiai Noer.
Karnaval budaya nusantara ini dilakukan oleh para santri yang berasal dari 11 Ponpes Asshiddiqiyah, termasuk ada peserta dari Thailand dan Filipina karena mereka belajar di Asshiddiqiyah.
Mereka melakukan gerak jalan dengan memakai pakaian adat dari 33 provinsi di Indonesia. Gerak jalan itu dilakukan dari mulai Kedoya sampai Jl Panjang, dan balik lagi ke Ponpes Asshiddiqiyah.
Terkait meteri belajar di Asshiddiqiyah, mereka tidak hanya belajar ilmu agama, tapi juga imu pengetahuan umumnya, termasuk juga bahasa, Bahasa Mandarin, Inggris, Arab. “Ponpes Asshiddiqiyah jumlahnyaa telah 11, ada di Lampung dan Palembang,” terang KH Noer Iskandar, SQ. (As'ad)
0 komentar :
Posting Komentar