JAKARTA – Acara Yuk Kita Ngaji, di Pondok Pesantren
(Ponpes) Asshiddiqiyah, Kedoya, Jakarta Barat, Kamis malam (17/4)
mengupas surat Al-Humazah (Orang-orang yang mengumpat).
Pimpinan Ponpes Asshiddiqiyah KH Noer Muhammad Iskandar, SQ dalam ceramahnya mengajak kita semua agar tidak berprasangka buruk (suuzhon) kepada orang lain.
Kiai Noer menambahkan sikap berprasangka baik kepada sesama harus kita tanamkan, dan dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekitar kita, maupun dalam kehidupan lainnya, seperti dalam kehidupan berpolitik, misalnya.
“Dalam berpolitik yang sehat maka tidak didasari prasangka yang tidak baik, atau buruk dalam hati kita. Kita harus berpolitik yang mulia, tidak ada prasangka yang tidak baik untuk bangsa dan negara yang kita cintai ini,” tutur Kiai Noer.
Ia menambahkan sesungguhnya manusia baik, dan sesungguhnya manusia itu sangat cinta kepada kebaikan. “Jadi kalau ada seseorang yang melakukan tindakan kurang baik, yakinlah bahwa sebenarnya niatnya baik, mungkin karena khilaf, mungkin karena ada setan lewat yang mendorongnya orang itu berbuat yang kurang baik,” tutur Kiai Noer.
“Tidak ada manusia yang suka berbuat jahat walaupun orang itu penjahat. Dan yakinlah Allah Swt., menciptakan manusia cinta kepada kebaikan, Insya allah, kita tidak gampang suuzhon, atau berburuk sangka,” tambah Kiai Noer.
Kiai Noer menjelaskan kalau kita tidak gampang berburuk sangka kepada orang, maka kita tidak akan mudah terjangkit penyakita “lumazah” (orang yang sering mengumpat, dan mencala orang lain).
Acara Yuk Kita Ngaji ini juga menampilkan penceramah Dr. H. Solahi, Kepala Kantor Kementerian Jakarta Barat. Selain itu, dihadiri para santri Asshiddiqiyah juga dihadiri para ibu-ibu majelis taklim dari berbagai wilayah DKI Jakarta.
Acara Yuk Kita Ngaji diselenggarakan atas kerjasama Harian Pos Kota dengan Ponpes Asshiddiqiyah yang diselenggarakan setiap Kamis malam, dan disiarkan langsung TVRI DKI Jakarta.
Pimpinan Ponpes Asshiddiqiyah KH Noer Muhammad Iskandar, SQ dalam ceramahnya mengajak kita semua agar tidak berprasangka buruk (suuzhon) kepada orang lain.
Kiai Noer menambahkan sikap berprasangka baik kepada sesama harus kita tanamkan, dan dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekitar kita, maupun dalam kehidupan lainnya, seperti dalam kehidupan berpolitik, misalnya.
“Dalam berpolitik yang sehat maka tidak didasari prasangka yang tidak baik, atau buruk dalam hati kita. Kita harus berpolitik yang mulia, tidak ada prasangka yang tidak baik untuk bangsa dan negara yang kita cintai ini,” tutur Kiai Noer.
Ia menambahkan sesungguhnya manusia baik, dan sesungguhnya manusia itu sangat cinta kepada kebaikan. “Jadi kalau ada seseorang yang melakukan tindakan kurang baik, yakinlah bahwa sebenarnya niatnya baik, mungkin karena khilaf, mungkin karena ada setan lewat yang mendorongnya orang itu berbuat yang kurang baik,” tutur Kiai Noer.
“Tidak ada manusia yang suka berbuat jahat walaupun orang itu penjahat. Dan yakinlah Allah Swt., menciptakan manusia cinta kepada kebaikan, Insya allah, kita tidak gampang suuzhon, atau berburuk sangka,” tambah Kiai Noer.
Kiai Noer menjelaskan kalau kita tidak gampang berburuk sangka kepada orang, maka kita tidak akan mudah terjangkit penyakita “lumazah” (orang yang sering mengumpat, dan mencala orang lain).
Acara Yuk Kita Ngaji ini juga menampilkan penceramah Dr. H. Solahi, Kepala Kantor Kementerian Jakarta Barat. Selain itu, dihadiri para santri Asshiddiqiyah juga dihadiri para ibu-ibu majelis taklim dari berbagai wilayah DKI Jakarta.
Acara Yuk Kita Ngaji diselenggarakan atas kerjasama Harian Pos Kota dengan Ponpes Asshiddiqiyah yang diselenggarakan setiap Kamis malam, dan disiarkan langsung TVRI DKI Jakarta.
0 komentar :
Posting Komentar